JAKARTA, Berita HUKUM - Operasi Pangea VIII yang digelar di pekan awal bulan Juni selama 8 hari, tepatnya tanggal 9-16 Juni 2015 yang diikuti oleh 115 negara. Badan POM bersama dengan lintas sektor yang tergabung dalam Satuan Tugas Pemberantasan Obat dan Makanan Ilegal berhasil menemukan total senilai 27,6 milyar rupiah produk-produk ilegal yang termasuk palsu. Badan POM berhasil menemukan 20,7 juta item produk ilegal yang termasuk palsu, tanpa izin edar.
Pada operasi Pangea VIII berhasil mengidentifikasikan dan menyita 3.462.905 kemasan produk ilegal termasuk palsu dengan nilai ekonomisnya mencapai 27,6 milyar rupiah. Nilai ekonomi 16,6 milyar farmasi, 11 milyar rupiah alat kesehatan Produk berupa kosmetik, obat-obatan tradisional dan jamu tradisional.
Menurut UU Kesehatan No 36 tahun 2012, diatur obat dan makanan harus mendapat ijin edar dari BPOM. Baik produk dalam negeri maupun produk impor. Prosesnya teregistrasi dulu baru diedarkan.
Operasi "Pangea" dilakukan serentak diseluruh dunia. "Fokusnya yaitu bagaimana kita mengawasi peredaran obat, Ini sangat beresiko dan waspada. Hasil pangea sebelumnya apa bedanya, berdasarkan temuan, apakah akan kedepan rencananya nanti." ujar Roy A Sparinga kepala Badan POM RI pada, Kamis (25/6).
Sementara, pelaku dan pengedar produk ilegal tanpa ijin edar bisa dijerat pasal 197 UU Kesehatan No 36 Tahun 2009 dengan denda maksimal 1,5 miliar dan pidana maksimal 15 tahun.
Pemusnahan Obat dan Makanan Ilegal Hasil Pengawasan tahun 2014, serta Hasil Temuan Operasi Pangea VIII tahun 2015 yang terdiri dari 105 (seratus lima) item obat tradisional tanpa izin edar / ilegal dan mengandung bahan kimia obat dengan nilai keekonomian produk sekitar 6 milyar rupiah- pun dilangsungkan di Lapangan PPOMN Badan POM Republik Indonesia di Jl. Percetakan Negara No. 23 Jakarta Pusat.
"Interpol ICO, tentunya Indonesia setelah berkoordinasi dengn pihak polri, kami berlaku sebagai koordinator saat operasi pangea VIII ini, dan terakhir kami ingin adanya partisipasi masyarakat dan membantu melaporkan kepada kami," jelas Roy.
"Badan POM bersama dengan seluruh anggota satgas pemberantasan obat dan makanan ilegal terus berkomitmen dan berkoordinasi lebih intensif, serta berkesinambungan dalam mengawasi obat dan makanan, guna melindungi konsumen dari produk yang tidak memenuhi standar dan persyaratan, termasuk obat dan makanan impor ilegal yang dipasarkan secara online." kata Roy Sparinga.(bh/mnd) |