JAKARTA, Berita HUKUM - Setelah sebelumnya terjadinya friksi di internal para petinggi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) selama sekitar 2 bulan lalu dan berakhir dengan Islah dua kubu, antara kubu Ketua Umum Suryadharma Ali dan kubu dimotori Suharso Monoarfa, Emron Pangkapi, dan M Romahurmuzy. Partai PPP Pimpinan Suryadharma Ali atau inisial SDA ini akhirnya pada forum Rapimnas yang diselenggarakan dengan alot, dan berakhir dengan keputusan secara aklamasi dan resmi memilih dan mendukung Prabowo Subianto menjadi Calon Pesiden dari Partai Islam tertua yang telah berumur 41 tahun ini.
"Perlu dicatat bahwa PPP adalah partai yang pertama kali memberikan dukungan kepada Prabowo, tepatnya tanggal 23 Maret 2014 di GBK (Gelora Bung Karno). Kini, PPP juga telah mengulangi dukungannya, non-transaksional. Dengan demikian, sesungguhnya PPP telah memberikan dukungan sangat kuat bagi H Prabowo Subianto untuk menjadi calon presiden," ujar Suryadharma, membacakan hasil keputusan Rapimnas II PPP, di kompleks Hotel Aston, Jakarta, Senin (12/5) dini hari.
SDA menyatakan, PPP siap ambil bagian dalam uapaya memenangkan Prabowo. "Baik pada masa kampanye maupun pada saat pilpres yang akan datang untuk menangkan Pak Prabowo sebagai presiden," katanya.
Adapun keputusan dukungan terhadap PPP diambil melalui aklamasi dengan melibatkan 33 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP. Pengambilan keputusan diwarnai perdebatan alot melalui lobi dalam forum Rapimnas yang digelar sejak Sabtu (11/5).
Menurut Suryadharma, keputusan koalisi diambil melalui pertimbangan sangat cermat. Perdebatan panjang pun terjadi hingga memerlukan skorsing sidang sebanyak tiga kali. Salah satunya bahkan skorsing mencapai 27 jam. Sebanyak 27 DPW yang sebelumnya menentang Suryadharma pun kini berubah sikap dan mendukung penuh Prabowo.
Sementara, Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prof. Suhardi mengatakan, "(Keputusan PPP ini) akan disusul dengan partai lain," jelas kepada Rakyat Merdeka Online pada, Senin, (12/5).
Suhardi menjelaskan, sejumlah partai yang akan bergabung dengan Partai Gerindra sebagian besar sudah diketahui masyarakat. Yaitu, PAN dan PKS. Kepada kedua partai itu, Gerindra memang tengah menjalin komunikasi intensif. "Semoga secara resmi tidak terlalu lama akan diumumkan," imbuhnya.
PAN misalnya, dikabarkan akan resmi mengumumkan berkoalisi dengan Gerindra pada 14 Mei mendatang dalam acara Rakernas. Namun, Suhardi menjawab diplomatis saat dikonfirmasi. "Saya dengar seperti itu. Semog tidak ada perubahan besar," ungkapnya.
Sementara PKS, Gerindra masih menunggu. Karena PKS saat ini juga, sambung Suhardi, sedang bekerja keras dalam finalkan keputusan politik mereka.
Selain PKS dan PAN, Prabowo sebelumnya juga sempat membuka komunikasi dengan Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie. Suhardi mengakui terdapat ketidakcocokan antara partainya dengan partai beringin tersebut dalam beberapa hal. Namun, pada banyak aspek lainnya mereka bersependapat.
Apakah yang tidak sepakat itu soal ARB akan jadi Cawapres Prabowo?
"Saya tidak bisa mengungkapkan apa perbedaan mendasar itu," jawabnya.
Namun yang pasti, Gerindra akan tetap berusaha menjalin komunikasi dan menjaga hubungan baik. Karena Gerindra tetap ingin didukung Partai Golkar. "Kalau masih memungkinkan. Ini demi masa depan bangsa," tandasnya.
Seperti diketahui, Pada hasil Pemilu Legislatif 9 April lalu, dimana KPU RI telah melakukan rekap suara nasional hasil final dengan tepat waktu pada, Jumat (9/5) malam lalu dengan menetapkan final: Gerindra (11,81%), PPP (6,53%) atau totalnya 18.34 % untuk mengusung Calon Presiden Prabowo Subianto.(zul/sa/dwi/kps/rmol/bhc/sya) |