RIAU, Berita HUKUM - Ketua Tim Kunjungan Spesifik Panja Pendidikan Islam ke Provinsi Kepulauan Riau Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid berjanji akan memperjuangkan anggaran pendidikan islamKementerian Agama RI.
"Kami ingin berjuang maksimal tapi tolong kinerjanya ditingkatkan, dan sebagai bahan perjuangan kami harapkan masukan-masukan dan informasi yang jujur kepada kami semua," kata Sodik saat pertemuan Tim Panja Pendis dengan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Kepulauan Riau Marwin dan jajarannya di Wisma Haji Batam, Jumat (26/2).
Menurutnya, sekecil apapun masukan yang diberikan sangat berarti dalam melaksanakan tugas sebagai wakil rakyat. Berbagai masukan dan informasi akan menjadi bahan saat Tim Panja Komisi VIII melakukan rapat-rapat dengan jajaran Kementerian Agama RI, baik dengan menteri, dirjen atau sekjen di Kementerian Agama.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri pemangku pendidikan islam di Kepulauan Riau tersebut, Sodik menjelaskan bahwa dalam menjalankan tiga fungsi dewan yaitu legislasi, anggaran dan pengawasan, DPR membentuk Panitia Kerja (Panja).
"Salah satu Panja Komisi VIII yang hadir ke Batam ini adalah Panja Pendidikan Islam. Panja Pendidikan Islam ini dibentuk untuk meningkatkan kinerja pendidikan islam, untuk menjaga adanya keseimbangan anggaran dan mereview arah pendidikan islam," terang politisi yang juga Wakil Ketua Komisi VIII DPR ini.
Dari berbagai laporan dan informasi serta data yang masuk di Komisi VIII, kata Sodik, pendidikan islam kalah dengan pendidikan umum yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selain itu, banyak sekali keluhan-keluhan yang masuk ke Komisi VIII tentang guru-guru madrasah, baik tentang kualitas maupun tunjangannya.
"Sehingga kami merasa perlu untuk membentuk Panja Pendidikan Islam dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja khusus Pendidikan Islam ini. Kami juga berusaha memperjuangkan keseimbangan anggaran, karena secara kasat mata, satu sekolah umum biayanya sama dengan 10 Madrasah. Satu Perguruan Tinggi Umum biayanya sama dengan 12 Perguruan Tinggi Islam," papar anggota dewan dari PKB ini.
"Kalau tidak berhasil seimbang pun minimal tidak terlalu jauh keseimbangannya. Kemudian kami juga ingin mereview arah pendidikan islam, karena nanti akan dibuat UU Perguruan Tinggi Islam," tambah Sodik.
Selanjutnya, Sodik juga ingin mengetahui, apakah benar IAIN itu sekarang jadi Perguruan Tinggi yang membuka fakultas-fakultas umum. Dimana agamanya hilang, umumnya juga tidak dapat apa-apa. "Ini harus kita selidiki lagi dan kita evaluasi, kenapa, karena jangan-jangan spesialisasi agama islam itu menjadi hilang," tegasnya.
Dulu, jelas Sodik, kita pernah tidak percaya diri membuka sekolah islam menjadi sarjana islam. Padahal dengan dinamika sekarang ini, sarjana-sarjana islam itu tidak akan kehilangan kerja.
Itulah arah dari Panja Pendidikan Islam. Meningkatkan Kinerja Dirjen Pendis, melihat bagaimana kondisi madrasah sampai ke bawah, kedua memperjuangkan anggaran, ketiga melihat mereview sebetulnya bagaimana jati diri pendidikan islam itu.(sc/dpr/bh/sya), |