SERPONG, Berita HUKUM - Nanobioteknologi diprediksi akan memegang peran penting dalam bisnis transportasi khusus kendaraan bermotor. Peluang bisnis dan kerjasama melalui pengembangan aplikasi tenaga listrik bersifat ramah lingkungan yang disisipkan pada baterei Lithium sebagai pembangkit energi mobil listrik.
Akan pengembangan baterei Lithium yang digunakan dalam program Mobil Listrik Nasional (Molina), Kementrian Riset dan Teknologi bekerjasama dengan Batan dan LIPI guna penelitian dari berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan dalam meningkatkan kapasitas daya, daur hidup dan aspek keamanan.
“Molina adalah peluang dan tantangan akan sikap kita dalam menyikapi kemajuan teknologi, khususnya kendaraan bermotor. Molina digerakan melalui energi panas yang dihasilkan oleh baterei lithium. Saat ini kami terus mengkaji pentingnya material baterei lithium sebagai sumber energi listrik,” ungkap Bambang Prihandoko selaku Ketua Konsorsium Riset BATAN usai menyampaikan makalah pada Simposium Internasional Nanoteknologi dan Nanobioteknologi, Aplikasi Inovasi untuk ketahanan Energi Hijau di Serpong, Senin (16/12).
Menurut Bambang pada BeritaHUKUM, Tim Peneliti BATAN dan LIPI telah berhasil membuat satu jenis batrei lithium yang digunakan untuk Molina dengan daya sebesar 60 KW. Kekuatan batrei dapat menjalankan Molina sejauh 100 Kilometer.
“Kami menargetkan untuk tahun 2014, dapat menciptakan batrei Lithium sebanyak 3 unit dalam sebulan. Untuk model City Car berkekuatan sekitar 20 KW dan untuk kendaraan Bus sebesar 120 KW,” tambah Bambang.
Direncanakan, pabrik pembuatan batrei Lithium akan didirikan dikawasan Puspiptek Serpong pada 2014. Adapun Batan telah mempelajari nanoteknologi sejak 10 tahun lalu, terutama pada bidang bahan, farmasi, dan lingkungan.(bhc/mat) |