Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
EkBis    
BBM Subsidi
Pemerintah Salah Dalam Pengaturan BBM Bersubsidi
Friday 09 Sep 2011 21:27:17
 

Ilustrasi
 
JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Ada yang salah dari cara Pemerintah dalam melakukan pengaturan BBM Bersubsidi. Ha itu terutama dalam mengendalikan laju pertumbuhan kendaraan dan pembenahan sistem transportasi massal.

“Sejauh ini kami sepakat bahwa alokasi BBM Bersubsidi itu salah sasaran, karena rakyat miskin justru lebih sedikit menerima subsidi BBM,” kata anggota Komisi VII DPR RI Sohibul Iman dalam pers rilisnya yang Jumat (9/9).

Menurut Sohibul, pemerintah harus mengambil langkah yang jauh lebih strategis dalam mengatasi bobolnya subsidi BBM ini dan tidak serta dengan membebankan pada APBN. Jika terjadi tambahan kuota BBM Bersubsidi berarti dana subsidi yang ditanggung APBN 2011 akan membengkak.

Dana tersebut semula 38,5 juta kiloliter (setara Rp 95,9 triliun), lalu dinaikkan lewat APBN-P menjadi 40,5 juta kiloliter (setara Rp 117 triliun), dan saat ini akan dinaikan lagi jadi 41,8 Juta kiloliter. Berarti beban keuangan negara akan semakin berat.

Sebelumnya, Dirut PT Pertamina Karen Agustiawan menyatakan, BBM bersubsidi akan melampaui kuota APBN-P 2011, karena adanya pertumbuhan realisasi konsumsi lima tahun terakhir untuk premium sebesar 8 persen per tahun ditambah juga adanya pertumbuhan konsumsi solar 6 persen per tahunnya. Selain itu, rata-rata pertumbuhan kendaraan mencapai 14,73% per tahun (dari tahun 2000-2009).

Atas dasar itu, Sohibul melihat awal tahun 2011 ini Pemerintah sebenarnya sudah punya program pengendalian BBM Bersubsidi dengan membatasi konsumsi BBM Bersubsidi hanya untuk kendaraan roda dua, kendaraan umum dan kendaraan pengangkut barang/usaha kecil.

Alat pengendalinya pun sudah tinggal disempurnakan, ada RFID (Radio Frequency Identification), sistem Barcode atau smart card. "Kalau memang serius dengan kekhawatiran membengkaknya subsidi BBM, maka pemerintah harus segera melakukan pengaturan distribusi BBM subsidi. Teknologi pengaturannya sudah ada, harus menunggu apa lagi?" tandasnya.(tnc/ind)



 
   Berita Terkait > BBM Subsidi
 
  BBM Bersubsidi: Konsumsi Diproyeksi Over Kuota
  Presiden Tugaskan Hatta Cs Rumuskan Pengendalian Subsidi BBM
  Pengendalian Kuota BBM Bersubsidi Diputuskan April Nanti
  Segera Tentukan Kebijakan, Pemerintah Terus Pantau Konsumsi BBM Bersubsidi
  Pertamina Siap Laksanakan Aturan Penggunaan BBM Bersubsidi
 
ads1

  Berita Utama
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

 

ads2

  Berita Terkini
 
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2