LHOKSUKON, Berita HUKUM - Gonjang-ganjing terkait pergantian pengurus partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Aceh Utara, mulai menimbulkan polemik yang dinilai bahwa pergantian ketua yang tengah dijabatnya digantikan dengan yang baru itu tanpa sepengetahuannya.
"Berkembangnya isu pencopotan ini sangat mengejutkan 3 orang pengurus partai ini," terang Ketua DPC Gerindra Aceh Utara, Syahril Basyah.
Diterangkannya, persoalan tersebut mulai timbul sejak sepekan terakhir setelah menerima informasi dari Ketua Umum Gerindra Pusat Jakarta, Prabowo Subianto, yang menyebutkan bahwa ketua DPC Gerindra Aceh Utara harus diganti.
“Selain saya, Sekretaris dan Bendera juga akan diganti,” kata Syahril Basyah saat ditemui usai menggelar rapat koordinator daerah pemilihan (Kordapil). Rapat Kordapil tersebut digelar di Gedung Center Gerindra Aceh Utara, di Lhoksukon, Jumat (5/4).
Kendatipun ia bakal digantikan dengan orang lain, ujarnya, Syahril mengaku tidak akan menuntut atas tindakan Ketua Umum partai tersebut yang akan menggantikan 3 orang pengurus Gerindra Aceh Utara itu. Namun para anggota dan ketua DPC Gerindra Aceh Utara tetap meminta kejelasan serta alasan yang dapat diterimanya.
"Saya meminta kalau mau diganti semuanya saja. Jangan tiga orang, nanti anggota partai ini tidak akan sinkron lagi dengan ketua DPC baru,” ungkap Syahril Basyah.
Atas tindakan Ketua Umum, Ketua DPC Gerindra Aceh Utara itu mengaku sangat kecewa. Menurut informasi yang diketahui, Syahril Basyah akan diganti dengan ketua DPC baru, yaitu T. Moni Alwi. Disebutkannya, Moni itu dipilih langsung oleh Ketua Umum Gerindra dalam rapat internal pada awal April lalu di Jakarta
“Setahu saya tidak ada konflik internal yang terjadi ditubuh Gerindra Aceh Utara selama ini, bahkan tidak ada kendala lain yang bisa mengakibatkan polemik ini,” pungkasnya.(bhc/sul) |