JAKARTA, Berita HUKUM - Kontrofersi Kasus Polisi Vs FPI di Tol Km 50 Jakarta - Cikampek pada Senin (7/12) lalu, menewaskan 6 Laskar FPI saat bertugas pengawal Habib Rizieq. Polisi menyebut pengawal lebih dulu memepet mobil mereka saat sedang menyelidiki infomasi adanya pengerahan massa.
Di sisi lain, Front Pembela Islam (FPI) menyebut rombongan pengawal Habib Rizieq yang lebih dulu dipepet oleh mobil yang mereka tak ketahui siapa isinya.
Apa yang disampaikan oleh pihak kepolisian sangat berbanding terbalik dengan yang diakui oleh FPI apa terjadi dilapangan.
Bahwa Polisi mengatakan Anggota FPI memiliki senjata dan terjadi baku tembak saat peristiwa tersebut. Sementara, FPI mengatakan bahwa Tidak Benar Laskar FPI memiliki senjata api dan melakukan penembakan, karena laskar FPI tidak ada yang dibekali atau membekali diri dengan senjata apa pun juga.
Karena laskar FPI tidak ada yang dibekali atau membekali diri dengan senjata apa pun juga, sebagaimana ketentuan prosedur dari laskar sendiri di KTA-nya (kartu tanda anggota) itu dilarang ketentuan aturan bahwa laskar dilarang bawa senjata api.
Keenam pengawal Habib Rizieq yang meninggal akhirnya dimakamkan. 5 Dimakamkan di Megamendung, Bogor, dan 1 lagi dimakamkan di Jakarta.
Setelah proses pemakaman itu, muncul rekaman suara sambutan Habib Rizieq terkait peristiwa itu. Diduga kuat, Rizieq memberi sambutan sesaat sebelum menyalatkan 5 pengawalnya di Megamendung.
Saat dikonfirmasi terkait rekaman suara itu, pengacara FPI Aziz Yanuar membenarkan itu suara asli Habib Rizieq. Dia menduga, sambutan itu diberikan di Megamendung sesaat sebelum menyalatkan dan memakamkan 5 pengawal Rizieq.
"Itu mungkin pas acara penguburan tadi," kata Aziz kepada kumparan, Rabu (9/12).
Di Megamendung, Rizieq memiliki ponpes bernama Markaz Syariah.
Berikut isi lengkap sambutan Habib Rizieq menanggapi baku tembak antara pengawalnya dengan polisi:
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan beberapa poin penting untuk segenap keluarga para syuhada, segenap pengurus Dewan Pimpinan Pusat FPI, segenap laskar dan simpatisan FPI Bahkan untuk seluruh warga dan bangsa Indonesia.
Pertama, Keterangan pers secara resmi yang sudah dikeluarkan DPP FPI tentang kronologis penembakan yang terjadi isinya adalah benar. Sekali lagi saya sampaikan, kronologis yang sudah dibuat dan disebar DPP FPI saya memberikan kesaksian sebagai salah satu saksi korban selama kejadian bahwa isi keterangan pers itu benar.
Kedua, yang ingin saya sampaikan di sini bahwa pada saat kejadian, tidak ada satupun di antara kami, baik saya dan keluarga, maupun seluruh laskar pengawal yang mengira kalau yang melakukan pengejaran, memepet, mengganggu adalah dari kepolisian.
Sama sekali kami tidak menduga, kami tidak pernah mengira, apalagi kami mengerti.
Yang kami tahu mereka adalah orang-orang jahat yang ingin mencelakakan kami. Dan jumlah mereka bukan 1 2 3 mobil, banyak sekali mobil saling silih berganti, berupaya untuk maju ke depan untuk bisa sampai ke mobil Habib Hanif, yang persis ada di belakang saya. Bahkan untuk bisa mencapai mobil saya yang ada di depan.
Tapi dengan gagah luar biasa para syuhada kita, laskar-laskar pengawal yang paling belakang ini ada 2 mobil. Luar biasa, mereka tegas, mereka bela, mereka berani, mereka dengan begitu luar biasa mengendalikan situasi dan kondisi sehingga para penjahat tadi tidak satupun yang berhasil untuk mencapai kami.
Allahu Akbar
Bagaimana sigapnya mereka, cerdasnya mereka, pintarnya mereka, beraninya mereka tanpa senjata. Itu kedua yang mau saya sampaikan.
Dan poin ketiga, bahwa tuduhan para pengawal dipersenjatai adalah fitnah besar, bohong besar. Tidak ada satupun pengawal kami yang dipersenjatai. Karena kami tidak pernah mengira sekali lagi kalau kami akan diperlakukan seperti itu.
Para pengawal ini adalah standar pengawal biasa. Pengawal standar keluarga biasa. Saya ada 4 mobil, semua isinya keluarga, anak, mantu, saudara, cucu-cucu kami semua ikut. Ada 3 masih bayi, masih minum air susu ibu. Dan masih ada 4 di bawah 4 tahun bahkan di bawah 3 tahun. Jadi benar kami sekeluarga semua. Sudah.
Nah jadi yang ingin saya sampaikan di sini adalah para laskar ini mengawal, tugas mereka mengawal bukan untuk mengganggu siapa pun.
Jadi sudah benar melaksanakan tugas ketika begitu banyak mobil menyalip, kemudian ingin membahayakan kami, mereka menjalankan tugas dengan tertib. Mereka enggak mencelakai dengan sangat cantik, yaitu bagaimana mereka mengusir satu per satu mobil-mobil tersebut sehingga tidak berhasil masuk ke dalam rombongan.
Keempat yang mau saya sampaikan d sini, dengan takbir Allah, tanpa mereka-mereka inilah syuhada mungkin kami sudah digiring ke medan pembantaian yang mereka rencanakan.
Allah sudah mentakdirkan sesuai dengan kehendak Allah. Demi Allah, saya dan keluarga siap setiap saat untuk menghadapi mati syahid.
Tidak akan mundur selangkah pun juga, tidak akan pernah takut untuk menghadapi segala ancaman dan teror.
Begitu saya sampaikan sekali lagi, keenam laskar yang mati syahid ini, mereka laskar yang luar biasa. Mereka laskar yang setia, bahkan Anda bisa dengarkan dalam rekaman-rekaman yang tersebar, yang viral di mana-mana, bagaimana mereka tertawa, saudara, senang begitu melihat saya dan keluarga semua sudah terbebas dari kejaran.
Begitu mereka melihat saya dan keluarga sudah berhasil meluncur keluar dari kejaran. Mereka senang. Padahal sebentar lagi mereka akan dibantai. Mereka digiring ke medan pembantaian dan sampai saat itu kami tidak pernah tahu kalau mereka melakukan pembantaian adalah pihak kepolisian.
Kami tidak pernah tahu, kami tidak pernah suudzon. Kami enggak pernah menuduh. Bahkan kalau siaran pers DPP FPI masih cantumkan orang tidak dikenal. Karena kami tidak berani menuduh siapa pun tanpa bukti. Kami tidak berani menuduh siapa pun tanpa saksi. Itu ajaran Islam, enggak boleh kita menuduh siapa pun tanpa bukti dan saksi yang kuat.
Tapi subhanallah tatkala dari pagi sampai siang kami kerahkan laskar-laskar Karawang, dipimpin oleh pimpinannya, masuk ke setiap rumah sakit wilayah Karawang, masuk setiap kantor polisi di Karawang, menyapu bersih itu jalan tol. Setiap orang kita tanya semua dalam rangka untuk mencari para syuhada ini, di mana mereka.
Tapi subhanallah akhirnya Allah buka mulut mereka, saudara. Allah buka mulut mereka saudara. Allah buka mulut mereka saudara. Enggak bisa mereka sembunyikan. Enggak bisa mereka sembunyikan saudara. Allah maha kuat, Allah maha besar, Allah maha kuasa.
Kapolda Metro Jaya menyebut para menyerang para penyergap, para penguntit saudara, kami semua mengira itu penjahat, saudara, yang mau mencelakai kami ternyata diakui sebagai bagian daripada penyelidikan, bagian daripada penyidik dan Polda Metro Jaya.
Bukan kami yang menuduh, mereka yang mengakui. Kalau mereka nutup mulut, tidak pernah mengaku, sampai kapan pun kami tidak akan pernah tahu. Subhallah. Hanya hitungan jam saudara Allah buka mulut mereka. Padahal kalau mereka menutup seumur hidup pun kami enggak akan pernah tahu. Tapi Allah maha tau, Allah maha berkehendak. Allah buka mulut mereka saudara, Allah buka pengakuan mereka saudara, sehingga sekarang menjadi terang benderang siapa para pelaku penjahat itu saudara.
Ini poin-poin penting yang ingin saya sampaikan. Dan semalam sudah kita sudah membentuk tim untuk memeriksa secara utuh bagaimana kondisi daripada 6 jenazah syuhada kita. Saya sudah mendapatkan laporan secara lengkap, nanti pada saat yang tepat akan kita agendakan siaran pers secara nasional dan kita sampaikan kepada semua, seluruh bangsa dan rakyat Indonesia, kami akan menuntut jalur hukum secara prosedur. Kami akan kejar siapa pun yang terlibat dalam pembantaian ini. Kami enggak akan biarkan mereka tidur tenang.
Allahu Akbar
Begitu saya minta seluruh rakyat dan bangsa Indonesia, tahan diri, sabar. Kita hadapi dengan elegan, kita tempuh prosedur hukum yang ada. Lalu kalau prosedur hukum yang ditempuh dengan membaik, insyaallah semua akan terbongkar, siapa yang melakukan pembantaian di medan lapangan sampai siapa yang di balik otak saudara semua akan kita ungkap. Tapi kalau Anda emosi, kalau Anda berjuang sendiri-sendiri, maka ini akan terkubur tidak akan pernah terungkap.
Maka itu saya minta sekali lagi, sabar, sabar. Ada saatnya. Ada saatnya akan kita melakukan perlawanan. Ada saatnya, ada saatnya kita harus melakukan jihad fi sabilillah.
Allahu Akbar
Jangan lupa, syuhada kita yang 6 ini saudara mereka sudah melakukan tugas jihadnya menjaga ulama dan mereka sudah mendapat hadiahnya dari allah sebagai syahid. Insyaallah syuhada mereka diterima oleh Allah SWT. dan saudara, memang kami minta bantuan dari keluarga masing-masing untuk bisa dimakamkan di Pondok Pesantren Markaz Syariah ini. Saya ini nah akan kami dari salah satu para syuhada kita atas permintaan keluarga mereka ibunya yang begitu cinta pada sang anak ya dibawa ke rumahnya dan dikubur di rumahnya. Jadi sekali lg mudah-mudahan semua syuhada diterima di sisi Allah.
Saya tidak ingin berpanjang lebar lagi tapi sekali lagi bahwa DPP FPI bersama dengan seluruh ormas-ormas Islam yang ada bagaimana kalau kita menyampaikan pernyataan sikap bersama di mana kita kompak semua satu kata bahwa harus dibentuk tim pencari fakta independen yang melibatkan semua elemen, yang melibatkan komnas HAM, Amnesti Internasional, bahkan kami minta juga Komnas HAM anak untuk ikut berbuat. karena di dalam kejadian itu ada 3 bayi dan masih ada lagi 4 balita dan 1 lagi balita dan salah seorang anak kami. Jadi tidak kurang dari 12 wanita, 3 bayi, dan 6 balita yang masih berada di bawah 5 tahun.
Komnas HAM anak enggak boleh diam, karena pada saat kejadian itu ada bayi-bayi yang ketakutan karena mobil itu meluncur tidak wajar, tidak semestinya. Dan dalam mobil-mobil tersebut, bayi-bayi itu menangis, ibu-ibu itu menangis. Mereka terintimidasi, mereka tidak takut dengan satu teror yang luar biasa.
Maka itu sekali lagi Komnas HAM Perempuan, Komnas HAM anak mereka semua harus ikut terlibat. Tidak boleh ketidakadilan, tidak boleh kejadian semacam ini dibiarkan terjadi di dalam NKRI.
Hari ini, kejadian sadis brutal seperti ini bisa menimpa saya dan keluarga, bisa menimpa 6 syuhada, maka kalau dibiarkan besok akan bisa menimpa siapa saja keluarga di Indonesia.
Maka itu saya ajak semua elemen bangsa ini dari mulai Presiden, DPR-nya, dan seluruh institusi terlibat, secara bersama-sama untuk mengungkap fakta yang sebenarnya apa yang terjadi di balik semua ini.
Itu saja. Sekali lagi malam itu saya dan keluarga keluar lewat dari jam 10 malam, kenapa kami lewat jam 10 malem? Karena pikir kalau keluar jam 7 atau maghrib banyak crowded di jalan.
Kalau lewat dari jam 10 supaya jalan agak senggang. Kami harap sekitar jam 12 atau lewat kami sudah sampai di tujuan. Tujuan kami suatu tempat peristirahatan yang cocok buat kesehatan. Kami sedang membutuhkan sedikit waktu lagi untuk memberikan tenaga kami kesehatan kami.
Dan selain itu juga enggak pernah nyangka kalau perjalanan kita malam itu sebetulnya sudah direncanakan oleh pihak lain untuk digiring ke medan pembantaian.
Kami tidak pernah menyangka dan kami tidak pernah menduga. Tujuan kami hanya kesehatan sehingga jam 12 atau jam setengah 1 kami sudah sampai, istirahat dan sungguh kami punya pengajian keluarga, baca quran, hadits zikir hanya khusus buat keluarga kecil kami aja. Anak mantu cucu dan untuk baby sitter yang menemani kami untuk juga beberapa anggota keluarga kami. Jadi kami enggak permah menyangka apa yang sebetulnya sederhana indah saudara ternyata sedang digiring ke medan pembantaian. Dan subhanallah akhirnya kami semua selamat berkat takdir Allah berkat perjuangan keenam syuhada. Tanpa perjuangan ke-6 syuhada ini mungkin kami saat ini tidak bertemu Anda lagi di sini.
Maka itu saya sampaikan sekali lagi kepada keluarga para syuhada Anda semua harus sabar ke Allah ridho atas keputusan Allah dan jangan khawatir keluarga Anda yang kembali pada Allah ini mati syahid Allah akan masukkan mereka ke dalam surganya dan berikan kelak syafaat untuk menolong seluruh anggota keluarganya untuk masuk ke surga.
Itu saja yang ingin saya sampaikan kita kita tidak ingin menunda lagi, silakan saf pertama keluarga. Silakan Doktor Haikal Hasan, silakan keluarga.(dbs/wa/kumparan/bh/sya)
|