JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Polri masih melakukan investigasi atas tewasnya tiga warga di sekitar lokasi Kongres Rakyat Papua (KRP) III yang berlangsung di Lapangan Zakeus, Abepura, Jayapura, Papua, Rabu (19/10) lalu. Langkah ini juga untuk mengetahui penyebab pasti tewasnya mereka pascakongres yang dibubarkan secara paksa oleh aparat Polisi dan Tentara itu.
"Aparat masih melakukan identifikasi. Setelah ada perkembangan, pasti akan kami umumkan. Pokoknya, saat ini kami terus berupaya melakukan penyelidikan terhadap peristiwa tersebut,” kata Kabag Penum Polri, Kombes Pol. Boy Rafli Amar kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (22/10).
Terkait dengan pembubaran paksa KRP III oleh aparat keamanan, Boy mengklaim bahwa pihak keamanan telah mengikuti prosedur yang ditetapkan, yakni dengan melepaskan tembakan peringatan ke udara. Begitu pula saat melakukan penangkapan sejumlah warga, semua mekanisme dan prosedur yang berlaku telah dipenuhinya. .
“Kami selalu melakukan prosedur yang aturan yang terkait dengan situasi dan dinamika di lapangan. Banyak hal-hal yang tentu bisa saja tidak diinginkan petugas, tapi terjadi. Ini tidak bisa diprediksi. Nanti kami bisa evaluasi, kami lihat sampai sejauh mana tingkat kepatutan dan tidak kepatutan yang dilakukan petugas di lapangan," tandasnya.
Terkait dengan penembakan di ruas jalan menuju pertambangan PT Freeport Indonesia yang menewaskan tiga orang, kata Boy, pasukan gabungan Polri dan TNI masih terus memburu pelakunya. Namun, Polri sendiri masih belum bisa mengungkap dari kelompok mana penembak tersebut. "Yang di Timika, saat ini masih terus dilakukan investigasi dan pengejaran. Kami juga belum tahu dari kelompok mana mereka," imbuhnya.
Sebelumnya telah diberitakan, Kepolisian dibantu tentara telah menangkap 360 dari ribuan orang yang mengikuti KRP III itu. Dari hasil pemeriksaan, empat orang ditetapkan sebagai tersangka makar dan satu orang disangkakan memiliki senjata tajam.
Sehari setelah pembubaran KRP III itu, di sekitar lokasi ditemukan tiga mayat. Mayat itu teridentifikasi Daniel Kadepa (25), mahasiswa, warga Petapa, dengan tiga luka robek di kepala bagian belakang, dan dua anggota Satgas Petapa (Penjaga Tanah Papua) warga Distrik Sentani Barat bernama Max Yewon (35) dengan luka pada pinggang sebelah kiri serta Yakobus Samonsabra (55) dengan luka tembak di rusuk kanan depan.(dbs/bie)
|