JAKARTA, Berita HUKUM - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengajak semua pihak memanfaatkan momentum tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang mencapai 6 persen lebih atau tertinggi kedua di antara negara-negara G-20, dengan terus berupaya mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan.
”Di samping ekonomi kita tumbuh, tahun demi tahun, pengangguran dan kemiskinan juga berkurang tetapi kita merasa belum cukup. Kita menyadari bahwa masih harus kita turunkan lagi angka pengangguran dan angka kemiskinan itu.
Meskipun pengangguran di tingkat dunia lebih mencemaskan lagi negara maju, negara Eropa, penganggurannya mencapai 25% misalnya. Sedangkan kita enam koma sekian persen,” kata Presiden SBY saat memberikan pengantar pada Sidang Terbatas Kabinet yang membahas masalah Job Creation, di kantor Presiden, Jakarta, Senin (3/12) pagi.
Rapat terbatas itu dihadiri oleh Wakil Presiden Boediono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Kesra Agung Laksono, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Mendagri Gamawan Fauzi, Mendag Gita Wirjawan, Men PU Djoko Kirmanto, Menparekraf Mari E. Pangesti, Menpan dan RB Azwas Abubakar, Menkue Agus Martowardojo, Menperin MS. Hidayat, Menakertrans Muhaimin Iskandar, Mendikbud M. Nuh, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Kepala BKPM Chatib Bisrie, dan Ketua KEN Chairul Tanjung.
Kepala Negara mengajak para menteri agar di tahun-tahun mendatang bisa terus menciptakan lapangan pekerjaan di seluruh tanah air. Ia pun mengingatkan pilihan kita, kebijakan kita, dan strategi kita bahwa yang hendak dituju dalam pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan berkelanjutan dan berkeadilan, sustainable growth with equity.
Sampai kapan pun, sampai tahun 2014 nanti, strategi pembangunan ekonomi yang pro pertumbuhan, pro penciptaan lapangan pekerjaan, pro pengangguran dan pro lingkungan harus tetap dijalankan sepenuh hati.
Terkait dengan upaya tersebut, Kepala Negara juga mengingatkan pentingnya job security bagi yang sudah mendapatkan pekerjaan. Mereka yang memiliki lapangan pekerjaan sekarang ini dalam keadaan apapun, tegas Kepala Negara, mari kita upayakan tidak kehilangan pekerjaannya.
"Tidak ada lay off yang terjadi begitu saja, tidak ada gelombang pengangguran baru. Mari kita berupaya, dunia usaha, pemerintah baik pusat maupun daerah bekerjsa sama termasuk dengan federasi, Serikat Pekerja, upaya kita seperti apa untuk betul-betul tidak mudah terjadi lay off atau PHK atau ggelombang penggangguran baru. Jadi pertama-tama, marilah kita berfikir tentang job security,” pinta SBY.
Pengurangan pengangguran, lanjut Presiden, juga terkait dengan penciptaan lapangan pekerjaan, job creation. Tidak mungkin pengangguran terus turun ketika angkatan kerja bertambah kalau kita tidak melakukan langkah-langkah untuk penciptaan lapangan pekerjaan. Cuma Pemerintah ingin lebih cepat lagi, ingin lebih banyak lagi di dua tahun mendatang.
Kalau sektor riil terus tumbuh, kalau sektor pertanian, industri dan jasa terus berkembang dan secara nasioal juga ada peningkatan kebutuhan hidup. Juga untuk komoditas pertanian, manufaktur dan jasa. Maka ada ruang untuk meningkatkan produksi, baik pertanian, industri maupun jasa.
“Situasi seperti itulah yang kita harapkan terus kita pacu, kita kembangkan menggunakan hukum-hukum ekonomi, mekanisme ekonomi, sehingga secara alamiah akan tercipta lebih banyak lapangan pekerjaan,” jelas SBY.
Terkait masalah itu, Presiden mengingatkan perlunya kepastian hukum, predictability, infrastruktur, tidak ada pungli-pungli, tidak ada hambatan dalam investasi dan dunia usaha, dan sebagainya. “Saudara juga sudah tahu dan terus kita lakukan perbaikan. Tapi mari pertama-tama think of economic mechanism untuk menciptakan lapangan pekerjaan ini,"urai SBY.
Dalam kesempatan itu Presiden mengkritik sejumlah pejabat pemerintah yang kurang paham betul, teriak-teriak ingin menciptakan lapangan pekerjaan, teriak-teriak ingin mengurangi kemiskinan tapi kebijakan yang ditempuhnya tidak menuju ke situ.
“Investasi tidak terjadi, dunia usaha jalan di tempat, mana mungkin ada penciptaan lapangan pekerjaan yang akhirnya secara langsung bisa mengurangi kemiskinan,” tutur SBY.
Presiden juga mengingatkan para menteri mengenai slot untuk pegawai negeri, baik sipil, militer maupun kepolisian yang juga bisa menjadi sumber penciptaan lapangan pekerjaan.
Tiap tahun ada yang pensiun, berarti tiap tahun ada yang baru. Beberapa saat yang lalu kita adakan moratorim. Tapi setelah moratorium itu selesai, tentu ada proses. Ada yang pensiun, ada yang masuk.
“Mari kita hitung secara baik semuanya ini, dengan demikian masalah pengangguran yang ada terus dapat kita turunkan, dan job itu menjadi kualitatif. Maksud saya berkualitas, job itu baik yang di jajaran lembaga negara dan pemerintah maupun yang di luar,” pesan SBY.(bp/ehw/es/skb/bhc/rby)
|