INGGRIS, Berita HUKUM - Kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Istana Buckingham mempunyai makna khusus bagi Indonesia untuk menjadikan peningkatan kerja sama di bidang perdagangan dan investasi sebagai prioritas utama. Hal ini disampaikan oleh Presiden SBY dalam pidatonya pada acara Jamuan Santap Malam Kenegaraan di Ballroom-Istana Buckingham.
Dalam acara Jamuan Santap Malam Kenegaraan Presiden SBY beserta Ibu Hj. Ani Bambang Yudhoyono disambut oleh Ratu Elizabeth II dan Duke of Edinburgh, sebelum dimulai jamuan santap malam diawali dengan pidato Ratu Elizabeth II dan pidato balasan dari Presiden Republik Indonesia, yang diikuti dengan lagu kebangsaan Inggris “God Save the Queen” dan kemudian melakukan toast untuk menghormati Ratu Elizabeth II.
Presiden SBY dalam pidatonya menyampaikan ucapan selamat atas terselenggaranya Olimpiade Musim Panas 2012 dan Paralympics 2012 di London dengan sukses. Pemerintah indonesia mengucapkan selamat atas Perayaan Ulang Tahun Berlian Tahta Ratu Elizabeth I,I serta berdoa bagi kesehatan dan kebahagiaan serta anggota keluarga kerajaan dan juga bagi kesejahteraan rakyat Inggris. Ratu Elizabeth II, disebut dalam pidato kenegaraan Presiden sebagai sumber inspirasi tentang pentingnya keteguhan, dedikasi dan loyalitas dalam menjalankan tugas-tugas kenegaraan dan pelayanan bagi rakyat.
Dalam pidato kenegaraannya, Presiden sedikit menyampaikan fakta sejarah bahwa pada abad ke-17, Kerajaan Banten di Pulau Jawa telah mengirimkan utusannya ke Inggris. Seratus lima puluh tahun kemudian, Sir Thomas Stamford Raffles, penulis sejarah Jawa yang monumental “History of Java”, telah menemukan kembali kemegahan Candi Borobudur di Pulau Jawa.
“Kedua negara kita memiliki banyak kesamaan, termasuk dalam memajukan demokrasi. Dalam satu dasawarsa terakhir ini, Indonesia kerap dipandang sebagai model dari harmoni antara Islam, demokrasi, dan modernitas,” demikian disampaikan oleh Presiden.
“Terkait dengan interaksi antarmasyarakat, “Indonesia-United Kingdom Islamic Advisory Group” yang dibentuk pada tahun 2006 telah mendorong dialog lintas agama dan lintas peradaban kedua negara. Inilah jembatan yang kita bangun untuk saling memahami dan berinteraksi antara peradaban Barat, Timur, dan Islam. Bahkan dalam satu dasawarsa terakhir ini, Indonesia kerap dipandang sebagai model dari harmoni antara Islam, demokrasi, dan modernitas,” tambah SBY.
Di sisi perekonomian, Presiden menyampaikan sejak bangkit dari krisis Asia pada tahun 1998, Indonesia telah berhasil mengurangi tingkat kemiskinan, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Indonesia, disampaikan oleh Presiden saat ini merupakan ekonomi terbesar ke-15 di dunia dengan GDP (PPP) sebesar satu triliun dolar AS. Di tengah krisis global dewasa ini, tantangan yang dihadapi Indonesia adalah menjamin pertumbuhan yang berkelanjutan dan berkeadilan, yang dijalankan dengan komitmen dan upaya nyata untuk menciptakan ekonomi yang berwawasan lingkungan (Green Economy).
Presiden mengharapkan Inggris dapat menjadi salah satu mitra utama Indonesia di bidang lingkungan hidup, termasuk dalam upaya mitigasi perubahan iklim selain kerjasama di bidang energi, pengentasan kemiskinan, pelestarian lingkungan dan perubahan iklim, menawarkan peluang ekonomi yang sangat besar bagi kalangan bisnis Inggris, serta peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
(tad/ws/fl/es/skb/bhc/sya) |