DENPASAR (BeritaHUKUM.com) – Setelah menempuh perjalan udara selama 1,5 jam dengan pesawat Airbus 330-300 milik Garuda, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono tiba di Bali, Selasa (8/11) 16.30 WITA.
Kedatangan Presiden SBY yang disertai sejumlah menetri dan petinggi militer dan kepolisian itu, disambut Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan jajaran Muspida setempat. Presiden akan berada di Bali hingga besok. Sejumlah agenda kegiatan selama di Bali, antara lain untuk melakukan peninjauan kesiapan penyelenggaraan KTT ke-19 ASEAN.
Presiden dan Ibu Negara akan menginap di The Laguna Resort and Spa, Nusa Dua. Pada malam harinya, Presiden dijadwalkan mendengarkan paparan Mensesneg Sudi Silalahi tentang kesiapan KTT-19 ASEAN. Selain itu, Presiden SBY juga akan meninjau lokasi KTT.
KTT ke-19 ASEAN sendiri akan berlangsung pada 17-19 November mendatang. Rangkaian KTT lain yang digelar secara bersamaan adalah KTT Asia Timur, KTT ASEAN-India, dan KTT ASEAN-PBB yang akan dihadiri Sekjen PBB Ban Ki-moon. Perhelatan besar ASEAN ini juga dihadiri Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Russia Dmitry Medvedev.
Presiden SBY pun berharap KTT ke-19 ASEAN dan rangkaian pertemuan puncak lainnya tidak hanya sukses dari segi penyelenggaraan. Presiden juga ingin perhelatan besar ASEAN nanti melahirkan sebuah deklarasi dan rencana aksi yang bersejarah.
"Pertemuan G-20 baru saja dilaksanakan di Perancis. Hampir pasti apa yang dibicarakan di Cannes akan mengalir terus kepada persidangan APEC di Honolulu, Hawaii, dan berlanjut pada persidangan kita di Bali ini," kata Presiden saat memimpin rapat membahas kesiapan pelaksanaan KTT ASEAN tersebut.
Presiden merasa perlu melakukan pengecekan karena waktunya memang sudah mepet. Pada 10 November, Presiden akan ke Palembang untuk membuka SEA Games XXVI. Dari sana, Presiden langsung menuju Honolulu, Hawaii, untuk menghadiri KTT APEC. Kemudian, Presiden dan delegasi akan menuju Bali, pada 15 November sore.
Presiden SBY menginginkan penyelenggaraan G-20, KTT ASEAN, dan APEC yang lalu dapat dijadikan perbadingan. "Yang baik-baik kita ambil. Kita bisa, yakin Indonesia punya banyak kekhasan yang justru tidak dimiliki banyak negara. Di sinilah saatnya kita memperkenalkan diri pada dunia. Dengan demikian makin sedikit orang yang salah mengerti tentang negeri kita,” ujar Kepala Negara.(pgi/sut)
|