Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Pemilu    
Pemilu 2014
Presiden SBY Tegaskan Prioritasnya Gelar Pilpres yang Bebas dan Adil
Tuesday 24 Jun 2014 14:52:31
 

Presiden SBY saat menerima mahasiswa yang tergabung dalam Center for Asia Leadership Initiatives, Harvard University, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (24/6) pagi.(Foto: Istimewa)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, meskipun dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 ini ia tidak menjadi pusat perhatian karena sudah memangku jabatan selama 2 (dua) periode, dalam sisa masa jabatannya dalam 4 (empat) bulan ini, ia akan memberikan prioritas untuk penyelenggaran pemilihan umum yang bebas dan adil, pembangunan demokrasi, stabilitas politik, pertumbuhan ekonomi dan keadilan sosial.

“Saya juga akan terus menyelamatkan Indonesia dari potensi ancaman global,” kata Presiden SBY saat menerima mahasiswa yang tergabung dalam Center for Asia Leadership Initiatives, Harvard University, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (24/6) pagi.

Presiden menilai, kunjungan mahasiswa Harvard ke Indonesia itu pada waktu yang sangat menarik, karena selain baru saja menyelesaikan pemilihan parlemen, bulan depan Indonesia akan menyelenggarakan pemilihan Presiden.

“Kali ini, saya tidak di pusat perhatian karena saya akan menyelesaikan masa jabatan kedua. Presiden di Indonesia hanya diperbolehkan menjabat untuk dua periode berturut-turut,” tutur Kepala Negara.

Dalam kesempatan itu, Presiden SBY menyatakan rasa bangganya atas prestasi yang dicapai Indonesia, dimana World Economic Forum (WEF) dalam sidang tahunannya di Manila, baru-baru ini, telah menyebut Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir mencapai "dasawarsa keemasan" berdasar luasnya capaian, dan imbas perubahan terhadap kemajuan bangsa.

Menurut Presiden SBY, keberhasilan Indonesia sangat penting karena memiliki kaitan dengan berbagai dimensi, mulai geopolitik, Islam, politik, dan ekonomi.

Dari sdimensi geopolitik, sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, menurut Presiden SBY, apa yang terjadi di Indonesia mempengaruhi seluruh wilayah satu atau lain cara. “Ini memiliki dimensi Islam karena Indonesia adalah rumah bagi populasi muslim terbesar di dunia, dan jika demokrasi dan modernitas bekerja di Indonesia, ini mengirimkan pesan yang sangat besar dan merupakan contoh penting untuk dunia Islam,” kata Kepala Indonesia.
Keberhasilan Indonesia, menurut Presiden, juga memiliki dimensi politik karena Indonesia merupakan salah satu negara dunia yang paling beragam. “Jika kita bisa terus bersama-sama dan berhasil sebagai satu bangsa, ini akan menjadikan contoh untuk pluralisme,” papar Presiden.

Adapun dari dimensi ekonomi, menurut Presiden SBY, Indonesia yang dulu dikenal sebagai salah satu negara termiskin di Asia (pada tahun 1960) kini telah menjadi ekonomi yang muncul dengan kelas menengah terbesar di Asia Tenggara. Selain itu, Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan tertinggi kedua di antara negara G20.

Presiden SBY menjanjikan, bahwa Indonesia akan terus memperbaiki iklim transparansi dalam 2-3 dasawarsa mendatang. Dengan demikian, negeri ini masih akan menghadapi sejumlah tantangan dan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. "Namun saya yakin Indonesia sudah siap di track pembangunan yang benar untuk melangkah maju," katanya.

Atas gambaran tersebut, Presiden menilai bahwa Indonesia akan menjadi negara yang menarik untuk dipelajari oleh mahasiswa hubungan internasional, sain politik, juga mahasiswa pembangunan.

Wakil The Center for Asia Ledership Initiatives dari Universitas Harvard, Andi Sparingga, menjelaskan kepada Presiden SBY bahwa mereka sedang menyelenggarakan Asia Leadership Trek III, yang merupakan tur sosio-ekonomi dan politik ke enam tujuan di Asia.

Kelompok Asia Leadership Trek yang diketuai oleh Samuel Kim ini beranggotakan 40 orang peserta dari universitas Harvard, MIT, dan Tufts.

Mendampingi Presiden SBY saat menerima mahasiswa Harvard, AS itu, antara lain Menlu Marty Natalegawa, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Chairul Tanjung, Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Pertahanan Purnomo Yosgiantoro, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, dan Mendikbud Mohammad Nuh.(WID/Setkab/ES/bhc/sya)



 
   Berita Terkait > Pemilu 2014
 
  Sah, Jokowi – JK Jadi Presiden dan Wakil Presiden RI 2014-2019
  3 MURI akan Diserahkan pada Acara Pelantikan Presiden Terpilih Jokowi
  Wacana Penghapusan Kementerian Agama: Lawan!
  NCID: Banyak Langgar Janji Kampanye, Elektabilitas Jokowi-JK Diprediksi Tinggal 20%
  Tenggat Pendaftaran Perkara 3 Hari, UU Pilpres Digugat
 
ads1

  Berita Utama
Kreditur Kondotel D'Luxor Bali Merasa Ditipu Developer PT MAS, Tuntut Kembalikan Uang

Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

 

ads2

  Berita Terkini
 
Kreditur Kondotel D'Luxor Bali Merasa Ditipu Developer PT MAS, Tuntut Kembalikan Uang

Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2