LAOS, Berita HUKUM - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, Asia memiliki peran yang kuat untuk menjadi motor pertumbuhan ekonomi dan menyelamatkan dunia dari resesi ekonomi. Hal ini dikatakan Presiden Yudhoyono kemarin di sidang pleno pertama KTT Asian Europe Meeting di Viantiane, Laos, Senin (5/11).
"Saya percaya bahwa Asia punya peranan yang kuat. Asia dapat bermain sebagai taylor dan engine` atas pertumbuhan global," kata Presiden.
Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia saat ini cukup tinggi di tengah resesi dan krisis global yang masih menggelayuti. Sementara di sisi lain, kondisi Eropa saat ini tengah dalam kondisi krisis yang sampai saat ini belum diketahui hingga kapan akan berakhir.
Krisis di Eropa tersebut kini sudah mulai terasa menjalar di bagian kawasan lain termasuk Asia.
Untuk itu, menurut Presiden, pengalaman Asia atas krisis yang pernah terjadi satu dekade silam, menjadi pelajaran berharga agar krisis saat ini tidak mengakibatkan resesi di seluruh kawasan. Asia, memiliki potensi pertumbuhan yang masih besar, mengingat masih banyak investasi yang dapat dijelajahi.
Presiden lantas menunjuk contoh Indonesia yang sekarang ini berperan terhadap pemulihan ekonomi regional dan global. “Pertumbuah ekonomi membuka kesempatan investasi yang lebih besar," jelas Presiden.
Menurut Kepala Negara, Indonesia, hingga kini masih membutuhkan pembangunan proyek-proyek infrastruktur. Pembangunan proyek infrastruktur tersebut akan membuka peluang bagi investasi yang lebih besar.”
Investasi infrastruktur melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), lanjut Kepala Negara, akan menciptakan banyak pekerjaan yang akan mendorong daya beli masyarakat. Sentral dari cetak biru ini adalah pengembangan infrastruktur melalui 6 koridor. "Kami mengundang Anda semua untuk mengambil bagian. Indonesia berkomitmen menjaga iklim bisnis agar lebih kondusif untuk meningkatkan investasi secara nasional, global, dan regional," papar SBY.
Presiden menjelaskan. Indonesia percaya dapat menurunkan ekonomi biaya tinggi dalam menjalankan bisnis dan mendorong perundingan Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO (World Trade Organization), yang dikenal dengan Putaran Doah. "Melanjutkan perundingan itu sangat esensial," tegas SBY.
Menurut Presiden hal ini akan meningkatkan kebutuhan dalam negeri dan dapat dirasakan oleh kawasan maupun negara lain untuk ikut serta menikmati pertumbuhan daya beli tersebut melalui perdagangan.
Sebelum SBY menyampaikan pidatonya, Presiden Laos Choummally Sayasone dalam pembukaan KTT ASEM ke-9 mengharapkan agar krisis perekonomian dan keuangan global saat ini dibicarakan. "Saya sangat berharap bahwa KTT ASEM ke-9 akan membicarakan dan bertukar pelajaran dan pengalaman serta menjelajahi solusi yang pas untuk meminimalkan dampak dari krisis ekonomi dan keuangan global," katanya.
Agenda Presiden hari ini
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa (6/11) pagi ini dijadwalkan menghadiri plenary session II KTT Asean European Meeting (ASEM) di Vientiane, Laos. Usai mengikuti pertemuan yang berlangsung hingga Selasa siang tersebut, Presiden Yudhoyono didampingi oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono dan rombongan akan bertolak menuju tanah air dan dijadwalkan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta pada Selasa sore pukul 17:00 WIB.
Sebelumnya pada Senin (5/10) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Perancis Francois Hollande di sela-sela KTT Asian Europe Meeting ke-9 di Vientiane, Laos.
Dalam pertemuan yang dilaksanakan seusai sidang pleno pertama KTT ASEM di bilateral room, National Convention Centre tersebut Presiden didampingi Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa.(skb/bhc/rby) |