LILONGWE (BeritaHUKUM.com) – Anggota Parlemen Malawi, Atupele Muluzi yang merupakan putra mantan Presiden Bakili Muluzi, didakwa dengan tuduhan mengobarkan kekerasan, setelah para pendukungnya membakar sebuah kantor polisi. Hal ini terjadi, menyusul bentrokan dalam sebuah rapat antipemerintah.
Menurut juru bicara polisi nasional Malawi, David Chingwalu mengatakan, kekerasan berkobar karena Muluzi tetap menyelenggarakan rapat umum meskipun telah dilarang polisi. “Para pengikut Muluzi juga telah merusak mobil-mobil yang diparkir di dekat kantor polisi setelah bentrok dengan polisi dalam rapat umum pada Minggu (18/3),” kata dia, seperti dikutip Voa News, Rabu (21/3).
Sementara itu, sejumlah politisi dari partai oposisi mengecam penahanan Muluzi, yang diduga luas akan mencalonkan diri dalam pemilihan presiden pada 2014 mendatang. Para pemimpin oposisi menuding bahwa penahanan ini merupakan langkah politik untuk membungkam para pengecam presiden Bingu Wa Mutharika yang otoriter.
Namun, pihak kepolisian setempat membantah tuduhan itu. Namun, polisi terus melakukan penyidikan dan telah dan akan menahan orang-orang lain yang terlibat dalam pengrusakan kantor polisi. “Kekerasan berkobar, karena Muluzi tetap menyelenggarakan rapat umum, meski telah dilarang kepolisian,” ujar Chingwalu.(voa/sya)
|