JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Jenazah almarhum Letjen TNI (Purn) Moerdiono dikebumikan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Sabtu (8/10) pukul 15.10 WIB. Pemakaman mantan Mensesneg ini dilakukan dengan upacara kebesaran militer. Rasa haru diselingi isak tangis serta doa dari keluarga dan kerabat serta koleganya ikut mengiringi peti jenazah, saat masuk ke dalam liang lahat.
Bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup) upacara pemakaman ini adalah Mensesneg Sudi Silalahi. Dalam upacara tersebut, sempat dibacakan daftar riwayat hidup singkat almarhum semasa hidup. Moerdiono dimakamkan di Blok P pemakaman muslim, tepat di sebelah makam mantan Kapolri Jenderal Pol. (Purn) Kunarto.
Moerdiono wafat di RS Gleneagles, Singapura, Jumat (7/10) pukul 19.40 waktu setempat. Ia meninggal dunia, setelah menjalani perawatan akibat kanker paru-paru serta komplikasi penyakit lainnya. Pria kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur, 19 Agustus 1934 ini, pernah menjabat Mensesneg selama dua periode di era kepemimpinan Presiden Soeharto.
Usai upacara pemakaman itu, istri almarhum Moerdiono, Poppy Dharsono mengaku sangat sedih dnegan kepergian sang suami itu. Dirinya selalu menemani almarhum selama sakit dan menuturkan bahwa hampir 17 bulan Moerdiono berjuang melawan penyakitnya di Singapura.
"Kalau masa-masa kritisnya sudah di rasakan tiga hari sebelum meninggal. Tapi kalau sakitnya sendiri sudah sejak 17 bulan. Meski dia sakit, tapi dia tidak mau terlihat sakit. Itulah Bapak yang selalu tidak mau terlihat sakit," kata Poppy Darsono.
Kenangan yang sampai saat ini diingat oleh desainer sekaligus anggota DPD itu terhadap Moerdiono adalah, ketelitiannya. Ketelitiannya tersebut, kata dia menjadi sebuah pelajaran untuk baginya dalam berkiprah di bidang politik. “Itulah pelajaran paling berharga selama saya mendampingi hidup Bapak,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca. (inc/wmr)
|