Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    
Rhoma Irama
Rhoma: Kita Harus Mempunyai Konsep Untuk Memajukan Negara Ini
Thursday 29 Nov 2012 00:04:33
 

Rhoma Irama bersama Mata Najwa di MetroTV.(Foto: Ist)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Mata Najwa, suatu program yang selalu menyajikan dengan memilah, mengkompilasi dan mencari benang merah atas topik yang sedang hangat dibicarakan di MetroTV malam tadi, Rabu (28/11). Mata Najwa menghadirkan penyanyi Raja Dangdut Rhoma Irama. Ia datang dengan berpakaian warna putih dan kaca mata hitamnya. Saat itu, Rhoma Irama duduk dikursi 'panas' Mata Najwa dengan di cecar berbagai pertanyaan dari awal sampai akhir sesi tanya jawab yang menarik. Dalam dialog panas itu diangkatlah tema "Mendadak Capres".

Pada sesi tanya jawab, Najwa Shihab selaku pembawa acara Mata Najwa di MetroTV menanyakan, "isunya bang Rhoma mau jadi Capres nich, apakah bang Rhoma sudah siap menjadi Capres?''.

"Soal siap ngak siapnya itu tergantung pada niat kita sendiri, serta visi misi kita yang juga sebagai pendukung dan motivatornya," jawabnya. "Serta kita harus mempunyai konsep untuk memajukan negara ini," tambahnya.

''Bung Rhoma kalau kita jadi Capres tentunya kita selalu dikaitkan dengan pro dan kontra dong?", "ya itulah namanya dipilih oleh rakyat, Presiden aja banyak pro dan kontranya," katanya.

"Presiden saja ada pro kontranya, apalagi kalau kita kaitkan dengan mendadak jadi Capres 2014 mendatang, pasti banyak juga pro dan kontranya dong," jelasnya.

"Berarti pastinya politik Bung Rhoma sampai saat ini masih sangat kental tentunya?", ya itu kan terlihat dari tahun 1977 sampai saat ini, saya suka berpolitik, apalagi berdakwah melalui seni. "Karena berdakwah itu adalah bagian dari menyampaikan amanat dari allah SWT," pungkasnya.

Di akhir sesi, Mata Najwa menyimpulkan bahwa musik bisa kawin dengan politik. Musik bisa menjadi medium canggih untuk penyebaran ideologi politik. Rhoma Irama mengungkapkan pengalamannya dicekal dan bagaimana menyisipkan pesan kritis dalam syair lagu. Di saat seni jadi alat politik, Warkop Dono-Kasino-Indro justru menertawakan politik lewat film dan aktivitas poliltiknya. Kata mereka, tertawalah sebelum tertawa dilarang.(bhc/opn)



 
   Berita Terkait > Rhoma Irama
 
  Kecewa PKB ke PDIP, Rhoma: Jokowi Harus Konsisten Jadi Gubernur DKI 5 Tahun
  PKB Sesalkan Sikap Rhoma Ajak Fans Tarik Dukungan
  PKB Tugaskan Rhoma dan Mahfud Jajaki Koalisi Partai Islam
  PKB Siapkan Tiga Lagu untuk Iklan Kampanye Rhoma Irama
  Hanura: Wiranto Tak Bermaksud Rendahkan Rhoma Irama
 
ads1

  Berita Utama
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

 

ads2

  Berita Terkini
 
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2