Suriah Rusia: Koalisi AS 'Sapu Bersih' Kota Raqqa di Suriah Hingga Rata dengan Tanah 2017-10-26 08:27:40
SURIAH, Berita HUKUM - Rusia menuding koalisi militer yang dipimpin Amerika Serikat telah membombardir kota Raqqa di Suriah hingga "rata dengan tanah" selama pertempuran mereka dengan kelompok militan yang menamakan diri Negara Islam (ISIS).
Seorang juru bicara kementerian pertahanan Rusia mengatakan kondisi di Raqqa sama seperti kondisi kota Dresden di Jerman yang dihancurkan oleh tentara sekutu pada Perang Dunia II.
"Raqqa telah mewarisi nasib Dresden di tahun 1945, disapu bersih dari bumi dengan pemboman yang dilalukan oleh Anglo-Amerika," kata Mayor Jenderal Igor Konashenkov.
Dia menuding Barat tampaknya bergegas untuk mengirim bantuan keuangan kepada Raqqa sebagai cara untuk menutupi bukti kejahatannya.
Rusia sendiri telah dituduh melakukan kejahatan perang karena pembomannya di Aleppo tahun lalu.
Koalisi pimpinan AS mengatakan bahwa mereka berusaha meminimalkan risiko terhadap warga sipil dengan mematuhi proses dan prosedur yang ketat.
Namun, para aktivis Suriah menyebut sekitar 1.130 hingga 1.873 warga sipil terbunuh dan banyak dari mereka adalah korban dari serangan udara yang dilakukan tentara koalisi untuk membantu aliansi tentara Kurdi dan Arab yang juga dikenal dengan sebutan Syrian Democratic Forces (SDF) untuk melawan ISIS.
SDF mengumumkan kemenangan di Raqqa pekan lalu setelah pertempuran empat bulan untuk merebut kembali kota tersebut dari ISIS, yang telah menguasai kota itu selama tiga tahun.
Mereka juga mengklaim telah mengambil alih ladang minyak al-Omar, sumber pendapatan militan yang signifikan, pada hari Minggu (22/10).
Penyelidik kejahatan perang PBB mengatakan pekan lalu bahwa terjadi 'penumpasan kehidupan sipil yang mengejutkan' di Raqqa.
PBB menyebut sekitar 8.000 orang masih terjebak di dalam kota Raqqa dan bahwa hampir 270.000 warga sipil telah mengungsi sejak April.
Serangan udara, baku tembak dan bentrokan di lapangan juga menghancurkan infrastruktur sipil dan rumah warga Raqqa. Seorang anggota dewan setempat baru-baru ini memperkirakan bahwa setidaknya separuh kota itu hancur.
Pertarungan melawan militan sekarang difokuskan pada benteng terakhir mereka di provinsi timur Suriah, Deir al-Zour.
Sejak awal 2014, ISIS menjadikan Raqqa sebagai pusat 'kekhalifahan, menerapkan interpretasi Islam secara ekstrem dengan memberlakukan hukuman pemenggalan kepala, penyaliban dan penyiksaan untuk meneror warga yang menantang peraturannya.
ISIS militan juga menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia dan menembak mereka yang mencoba melarikan diri.
Kota ini juga menjadi pusat ribuan jihadis dari seluruh dunia yang terpanggil untuk bermigrasi ke sana memenuhi seruan pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi.(BBC/bh/sya)
PT. Zafa Mediatama Indonesia Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359 info@beritahukum.com