JAKARTA (BeritaHUKUM.com) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak hanya menangkap tersangka kasus suap proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Neneng Sri Wahyuni.
Pasal dua warga negara Malaysia, yang datang bersamanya ke Indonesia turut diperiksa lembaga super body tersebut. Berdasarkan informasi yang dihimpun, dua diantaranya adalah Razmi Bin Muhammad Yusof dan Hasan Bin Kushi. Razmi dan Hasan. Yang ditangkap di Hotel Oasis Amir di kawasan Senen, Jakarta Pusat.
Selain itu KPK juga memeriksa wanita yang bersama Neneng saat di kediamannya di Pejaten, Jakarta Selatan. Tetapi identitas pastinya belum diketahui.
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK, Bambang Widjodjanto menjelaskan, penangkapan Neneng berawal dari, informasi yang diterima KPK pada Selasa (12/6) malam.
Dimana pada malam itu, Neneng berangkat dari Kuala Lumpur, Malaysia menuju Batam, Kepulauan Provinsi Riau. Neneng diduga menggunakan jalur laut untuk memasuki Batam.
Neneng kemudian bermalam di Batam. Tepatnya di Batam Center Hotel. Dan esok harinya, dirinya berangkat menggunakan pesawat Citilink menuju Bandara Soekarno-Hatta dan mendarat pada pukul 11.30 WIB.
Tim KPK kemudian membuntuti perjalanan Neneng dari bandara. Tim sudah disebar di beberapa titik yang dicurigai akan menjadi tempat singgah Neneng dari bandara.
"Salah satu tempat yang kami pusatkan adalah di kediaman Neneng, di Pejaten, Jakarta Selatan," ungkap Bambang saat jumpa pers di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (13/6).
Berdasarkan informasi tim KPK, Neneng keluar bandara menggunakan taksi Blue Bird. Sementara dari Bandara, lanjut Bambang, Neneng tidak seorang diri. Ia ditemani seorang wanita yang kini masih ditelusuri identitasnya oleh penyidik.
"Kami sedang telusuri peran, latar belakang dan kepentingannya," kata Bambang.
Neneng, lanjut Bambang, tidak langsung menuju ke kediamannya, melainkan sempat berputar-putar dengan taksinya itu.
Hingga akhirnya, Neneng tiba di kediamannya pada pukul 15.30 WIB. Di sana, Neneng ditangkap KPK dan ia tidak melakukan perlawanan.
"Penangkapan dilakukan dengan cepat dan tidak ada perlawanan karena di rumah hanya ada tiga orang yaitu Neneng dan dua pembantunya," terang Bambang.
Saat ini, KPK tengah intens memeriksa keduanya karena diduga memiliki peran penting di balik proses pelarian Neneng.(bhc/biz) |