Suriah Serangan Pemberontak terhadap Pasukan Pemerintah yang Mengepung Aleppo 2016-10-30 06:02:52
Setidaknya 3 orang tewas dan hingga 40 terluka dalam putaran terbaru hari Sabtu dari serangan militan di Aleppo,(Foto: Istimewa)
SURIAH, Berita HUKUM - Para pemberontak di Suriah mengumumkan serangan besar terhadap pasukan pemerintah yang melakukan pengepungan terhadap Aleppo timur.
Sebuah kelompok pemantau yang berbasis di Inggris, SOHR mengatakan para jihadis menembakkan 'ratusan' rudal ke Aleppo Barat, menewaskan sedikitnya 15 warga sipil.
Menanggapi hal itu, kementerian pertahanan Rusia meminta izin Presiden Vladimir Putin untuk melancarkan lagi serangan udara terhadap pemberontak yang sudah mengalami jeda 1selama 0 hari, tapi ditolak.
Sekitar 275.000 warga terjebak di bagian timur kota Aleppo yang dikepung sejak berbulan-bulan.
Rusia melakukan jeda serangan udara pada 18 Oktober untuk memungkinkan evakuasi warga yang sakit dan terluka tetapi hanya sedikit yang mengindahkan panggilan untuk meninggalkan kota.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan kematian warga sipil yang terus terjadi dan meningkatnya aktivitas pemberontak membuat mereka mengajukan permintaan untuk melanjutkan serangan.
Namun, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Putin tidak menganggapnya sebagai hal yang tepat dan menegaskan jeda kemanusiaan harus dilanjutkan.
Sementara itu para pejabat AS telah mengkonfirmasi laporan bahwa sebuah jet tempur Rusia dan pesawat koalisi pimpinan AS terlibat ketegangan di udara Suriah pada 17 Oktober. Kedua pesawat hanya berjarak 800 meter satu sama lain. Image copyrightAPImage captionPara pemberontak meluncurkan ratusan rudal ke arah posisi-posisi tentara pemerintah.
Sejauh ini serangan dilancarkan pemberontak dari luar Aleppo tetapi dipahami bahwa pemberontak di dalam kota juga akan bergabung dalam ofensif itu.
"Semua faksi revolusioner, tanpa kecuali, berberpartisipasi dalam pertempuran," kata juru bicara militer faksi Fastaqim yang berada dalam kota Aleppo seperti dilaporkan kantor berita AP.
Kelompok-kelompok itu termasuk juga Jabhat Fateh al-Sham, yang sebelumnya bernama Front al Nusra yang terkait al-Qaeda, serta kelom[pok Islamis radikal Ahrar al-Sham. Image copyrightAFPImage captionPemberontak juga menggunakan berbagai senjata pelontar buatan sendiri. Image copyrightAFP/GETTYImage captionAleppo timur sudah menderita pengenpungan selama beberapa bulan terakhir.
Para pemberontak menembakkan rudal Grad ke bandara al-Nayrab, kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) kelompok pemantau HAM yang berkantor di London. Setidaknya 115 orang tewas atau terluka, tambahnya.
Mereka juga meledakkan dua bom mobil, yang diarahkan ke posisi pemerintah di barat daya kota.
BBC mendapat informasi bahwa bagian barat daya Aleppo telah direbut oleh kelompok pemberontak dari luar kota.
Namun pemerintah Suriah mengatakan mereka telah memukul mundur serangan di beberapa front di sekitar Aleppo yang dilancarkan kelompok pemberontak dan militan yang menyebut diri Negara Islam (ISIS).
"Mobil-mobil berpeledak, dua tank dan sejumlah besar kendaraan lapis baja" dihancurkan, papar kementerian pertahanan di situsnya.
Serangan pemberontak dilancarkan saat menteri luar negeri Suriah Walid Muallem bertemu sejawatnya Menlu Rusia Sergei Lavrov dan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif, di Moskow
Lavrov menegaskan kembali seruan Moskow agar kelompok-kelompok pemberontak moderat memisahkan diri dari Jabhat Fateh al-Sham.
Lavrov mengutip Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan, jika mereka tak melakukannya maka kelompok-kelompok moderat itu akan dianggap sebagai target serangan yang sah.
Sabtu menandai hari kedua serangan skala besar oleh militan untuk mematahkan pengepungan Timur Aleppo.
Pada Sabtu korban bertambah jadi 21 warga sipil tewas dan 120 lainnya terluka pada hari Jumat, menurut angka medis resmi Suriah.
(BBC/RT/bh/sya)
PT. Zafa Mediatama Indonesia Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359 info@beritahukum.com