JAKARTA, Berita HUKUM - Cucu Saidah memulai petisi pada www.change.org/supportSaidah setelah merasa didiskriminasi oleh Garuda karena status disabilitas. Hanya sehari setelah mengumumkan petisi dan somasi, Cucu Saidah, penumpang sekaligus pengguna kursi roda, ditemui oleh jajaran direksi Garuda Indonesia, Gapura Angkasa dan Angkasa Pura II pada hari ini, 14 Maret 2013, di kantor YLBHI.
10 Maret lalu, Cucu menulis petisi pada www.change.org/SupportSaidah untuk memprotes GIA karena diwajibkan menandatangani surat keterangan sakit yang melepas segala beban hukum GIA kalau terjadi sesuatu selama penerbangan. Hal ini dinilai diskriminatif hanya karena ia menggunakan kursi roda.
Dalam pertemuan itu, Direktur Pelayanan GIA Faik Fahmi menyatakan dirinya memegang kewenangan tertinggi dalam pelayanan, yaitu sebagai Director of Services, dan ia minta maaf atas apa yang dialami Cucu Saidah. Faik menyatakan, sejak hari ini surat formulir itu dinyatakan tidak berlaku terutama bagi penyandang disabilitas.
GIA menyatakan akan segera membuat kebijakan tentang pelayanan bagi penyandang disabilitas, antara lain prioritas penyediaan kursi baris depan sejak pemesanan, pembelian tiket atau saat check in, dan menambah jumlah unit ambu-lift. Ia juga menyatakan bahwa GIA akan segera meluncurkan sebuah mobil khusus untuk pengguna kursi roda.
Selain itu, Garuda akan memperbaiki “Petunjuk Pelayanan” yang saat ini berlaku dengan konsep kebijakan baru yang melayani penyandang disabilitas dengan setara.
Menurut Cucu Saidah, pertemuan ini adalah sebuah langkah pertama yang bagus. Respon pihak berwenang dianggap cukup cepat. Namun ia tetap merasa bahwa proses ini perlu terus dikawal sehingga tidak berhenti di meja itu.
Pertemuan tersebut dimediasi oleh Usman Hamid dari Change.org Indonesia dan dihadiri juga VP Corporate Communication GIA Pujobroto, Kepala GIA Bandara Soetta Sunaryo, Senior Manager Uziah Siregar dan Bernard dan Erries P mewakili Gapura Angkasa dan Angkasa Pura.(cge/rls/bhc/sya)
|