SAMARINDA, Berita HUKUM - Pola makan 4 sehat 5 sempurna bukanlah lagi konsep yang dapat dijadikan acuan, sebab penelitian bidang gizi telah mengembangkan konsep pengetahuan baru yaitu gizi seimbang.
Hal tersebit dikatakan Siti Ruzky Amalia Anggota DPRD Kaltim ketika di konfirmasi wartawan baru baru ini.
Menurut Ruzky Amalia pemahaman tentang variasi pilihan menu makanan, seperti lauk, sayur, penggunaan gula dan garam serta minyak goreng dalam sehari dan kebutuhan air putih bagi tubuh minimal delapan gelas perhari serta olahraga.
Menurut Politikus PPP tersebut, mendorong pemerintah dalam membantu menggencarkan sosialisasi program pemberantasan Stunting, kesuksesan program tersebut juga bagian dari kepedulian orang tua dalam pola pikir dan pola asuh terhadap anak.
"Setidaknnya dimulai dari pengenalan bahwa stunting dengan ciri tubuh pendek merupakan gejala yang tidak boleh diremehkan, selain itu dalam pemberian asupan gizi terhadap anak tidak hanya sekedar asal kenyang tanpa memperhatikan variasi menu. Sehingga menyebabkan anak kekurangan gizi kronis dan berdampak pada kegagalan pertumbuhan seperti pertumbuhan otak dan perkembangan koginitif yang rendah," ujar Rizky Amalia.
Rizky Amalia juga mengimbau agar pengenalan stunting bisa diselipkan saat pemberian edukasi kepada calon pasangan yang akan menikah maupun pasangan muda yang baru saja menikah.
"Mendukung program pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Kesehatan dalam Renstra 2020-2024 yang memasukkan materi stunting dalam pembahasan penting," ujar Rizky Amalia.
Ditambangkan Rizky Amalia bahwa embangunan sebuah daerah dan sebuah bangsa harus dimulai dari hal sederhana dan kecil yang selama ini terkesan diabaikan oleh sebagian masyarakat. Hilangkan pemahaman bahwa makan asal kenyang, apalagi bagi ibu hamil dan bayi hingga usia 2 tahun kemudian dilanjutkan dengan pola makan yang tetap memperhatikan unsur gizi, tegas Politisi PPP tersebut. (bh/gaj) |