JAKARTA, Berita HUKUM - Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Sutiyoso membenarkan adanya tawaran untuk memindahkan dukungan dari pasangan calon Gubernur Jawa Timur, Khoffifah Indar Parawansa-Herman S Sumawiredja ke pasangan incumbent Soekarwo-Saifullah Yusuf dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Jatim 2013.
"Memang benar yah hal tersebut (tawaran pindah dukungan.red)" ujar Sutiyoso saat jumpa pers yang digelar di kantor DPP PKPI, Jakarta, Senin (29/7).
Namun, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menegaskan, bahwa hal itu merupakan hal yang biasa saja. Karena, siapapun yang ingin maju dalam ajang politik pasti mencari dukungan. "Jadi saya anggap hal itu biasa saja," jelas Sutiyoso.
Beberapa waktu lalu, di situs kumpulan video 'Youtube' ramai dibicarakan adanya rekaman testimoni Ketua Partai non Parlemen di rayu Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf untuk mentransfer dukungannya. Dari Khofifah ke pasangan KarSa (Soekarwo-Saifullah Yusuf) pada Pemilihan Gubernur Jatim, 29 Agustus 2013.
Dalam rekaman yang diberi judul ‘Politik Kartel di Pilkada Jatim’, disebutkan Wagub yang akrab disapa Gus Ipul, menelepon langsung Sutiyoso.
Tetapi Sutiyoso menegaskan tetap akan mendukung Khofifah. “Saya itu ndak tahu lagi ditelponin terus Pakde dan Saiful bolak balek. Tadi saat boarding juga ditelpon lagi,” katanya dalam pertemuan bersama Khofifah dan KH Hasyim Muzadi serta KH Shalahudin Wahid atau Gus Sholah.
Dalam merayu pencentus monorel ini, Gus Ipul sempat mengaku sambil menangis. “Bang saya ini nelpon panjenengan sambil menangis,” kata Sutiyoso menirukan ucapapan Gus Ipul.
Namun, Sutiyoso menjawab bahwa prilaku mantan ketua GP Anshor ini terlalu mendramatisir.
“Ah sampayean kok mendramatisir masalah itu. Nggak percoyo aku, wong partai gurem kok dibelani. Kalau dihitung-hitung kalau saya memberikan kontribusi kecil ke panjenengan tapi dosoku gede banget ninggalkan Mbak Khofifah,” terang Bang Yos dalam rekaman yang diunggah 4 Juli 2013 oleh akun pemilu bersih.
Akun pemilu bersih juga menggugah testimoni dukungan bulat kepada Khofifah dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) serta partai non parlemen lain Partai Demokrasi Pembaharuan, Partai Karya Peduli Bangsa, Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia. Beberapa diantaranya mengaku juga didekati KarSa namun menolak memberikan dukungan.
Politik Kartel
Khofifah sendiri pernah mengaku, adanya praktek kartel politik atau borong parpol yang dilancarkan pasangan Karsa untuk menjegal dirinya maju dalam pemilukada Jatim.
Pasalnya, meski sudah diusung 10 parpol parlemen calon Incumbent ini juga memboyong 22 parpol nonparlemen.
"Padahal persyaratan untuk maju sebagai peserta saja dukungan parpol sudah lebih dari cukup," ungkap Khofifah saat jumpa pers di kantor Pengacara Otto Hasibuan beberapa hari yang lalu.
Selain itu, Khofifah juga menegaskan adanya intimdasi yang dilakukan pihak Karsa kepada Ketua Umum Parpol non Parlemen.
Menanggapi hal tersebut, Gus Ipul pernah menyatakan, agar Khofifah tidaklah menyebarkan isu-isu miring.(bhc/riz) |