JAKARTA, Berita HUKUM - Kepala BP2MI Benny Rhamdani mengatakan pihaknya tahun 2021 akan lebih fokus melakukan penempatan para Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke negara-negara yang menjamin perlindungan dan mengutamakan keselamatan pekerja migran.
"Kita akan fokus jika bicara penempatan (PMI) ke negara-negara yang memberikan aspek perlindungan yang menjamin para pekerja kita," kata Benny kepada wartawan, seusai memberikan pembekalan pemantapan ideologi Pancasila kepada 120 orang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) BP2MI di Gedung Graha Insan Cita, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat, Rabu (13/1).
Menurut Benny, negara penempatan yang mempunyai jaminan terhadap keselamatan pekerja migran itu dianggap mampu memberikan kesejahteraan bagi para PMI, seperti halnya gaji atau tunjangan.
"Negara-negara yang memberikan salary (gaji) serta tunjangan yang sangat besar kepada PMI, seperti Jepang, Korea. Itukan negara yang sangat besar salary-nya sekitar 20 juta," imbuhnya.
Benny pun mengajak para PMI untuk mengakhiri rencana bekerja di beberapa negara yang kerap melakukan eksploitasi. Misalnya, negara Malaysia dan Arab Saudi serta negara Arab lainnya.
"Jadi sebetulnya kita ingin mengajak secara pelan-pelan dan bahkan mengakhiri, jangan lagi berpikir menempatkan ke Timur Tengah atau katakan Arab Saudi atau Malaysia yang Undang-undangnya tidak memberikan jaminan kepada PMI kita dan bahkan gaji yang diterima oleh PMI kita di Arab Saudi hanya 5 juta, di Malaysia hanya 4 juta," papar Benny.
Atas dasar itu, untuk memastikan keselamatan para pahlawan devisa di setiap negara penempatan tersebut, pihaknya akan bekerja keras mempersiapkan PMI yang berkualitas dan kompeten.
"Sehingga tentu untuk menempatkan PMI ke negara-negara yang memberikan jaminan salary yang cukup tinggi itu, ya kita harus mempersiapkan para pekerja yang memenuhi kualifikasi dan kompetensi. Ya ketrampilan, keahlian dan kemampuan berbahasa, ini yang kita persiapkan, dan kita fokus kesana," bebernya.
Kepada wartawan, Benny juga mengungkapkan bahwa kondisi pendemi covid-19 saat ini, beberapa negara cenderung mengurangi PMI masuk ke negaranya.
"Kalau dalam kondisi normal BP2MI mampu mengirimkan 270 ribu PMI setiap tahunnya," tukasnya.(bh/amp) |