Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
EkBis    
Beras
Target Surplus 10 Juta Ton Beras Terancam Tidak Tercapai
Thursday 27 Jun 2013 23:12:47
 

Areal penanaman padi di sawah.(Foto: Ist)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Target surplus beras nasional sebesar 10 juta ton pada akhir 2014 terancam tidak bisa tercapai karena banyak Daerah Irigasi (DI) yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah dalam kondisi rusak. DI di Indonesia yang seluas 7,2 juta hektare, 2,6 juta hektare diantaranya tidak dalam kondisi baik.

“Dari 7,2 juta hektare yang jadi kewenangan Pemerintah Pusat hanya 2,3 juta hektare atau bisa dikatakan 70 persen irigasi di Indonesia menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten atau Provinsi, sementara kapasitas fiskal mereka tidak bisa penuhi pemeliharaannya,” ungkap Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Mudjiadi dalam Lokakarya Penyusunan Buku Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019 di Jakarta, Rabu (26/6).

Menurut Mudjiadi, keterbatasan pendanaan Pemerintah Daerah untuk Operasi dan Pemeliharaan (OP) DI menjadi masalah serius dalam upaya ketahanan pangan nasional. Sementara jika hanya mengandalkan DI yang menjadi tugas Pemerintah Pusat maka target surplus produksi beras tidak akan tercapai.

“Jika Daerah Irigasi milik daerah yang rusak sebanyak 2,6 juta hektare tersebut kita perbaiki sekalipun dari target 76 juta ton gabah, kita hanya akan mampu produksi 74,9 juta ton gabah,” terangnya.

Dia melanjutkan, namun jika DI tersebut tidak diperbaiki maka produksi gabah nasional hanya akan mencapai 71,2 juta ton. Permasalahan irigasi di nusantara yang lain ialah pengairan sebagian besar DI masih mengandalkan aliran dari sungai atau non-teknis.

“7,2 juta hektare lahan irigasi yang ada saat ini, hanya 800 ribu hektare yang airnya disuplai dari waduk sehingga bisa disimpulkan 90 persen produksi beras kita sangat tergantung iklim,” sebut Mudjiadi.(pu/bhc/rby)



 
   Berita Terkait > Beras
 
  Pemerintah Siap Tambah Impor Beras 1,6 Juta Ton, Total Jadi 3,6 Juta Ton
  Harga Beras Naik 'Tertinggi dalam Sejarah' - 'Ini Sangat Tidak Masuk Akal karena Kita Negara Agraris'
  Beras Langka Jelang Ramadhan, Legislator Ingatkan Pemerintah
  Pemerintah Potensi Impor 5 Juta Ton Beras, Komisi IV Soroti Tajam Keberpihakan Terhadap Nasib Petani
  Polemik Data Beras, Komunikasi Publik Antar 'Stakeholder' Pemerintah Harus Terbangun Baik
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2