Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
    
Turki
Tiga Penyerang Istanbul dari Wilayah Bekas Uni Soviet
2016-07-02 05:03:23
 

Sumber-sumber menyebutkan salah seorang berasal dari Kaukasus Utara sedangkan dua lainnya dari Uzbekistan dan Kirgistan.(Foto: Istimewa)
 
TURKI, Berita HUKUM - Tiga pria yang diduga melakukan serangan atas bandara internasional di Istanbul berasal dari bekas wilayah yang dulu masuk Uni Soviet.
Sumber-sumber di Turki menyebutkan salah seorang berasal dari Kaukasus Utara, sedangkan dua lainnya dari Uzbekistan dan Kirgistan.

Pihak berwenang Turki yakin bahwa kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS berada di balik serangan bom dan senjata api di Bandara Kemal Ataturk, Selasa (28/6) yang menewaskan 44 orang dan melukai 230 lainnya.

Polisi sudah menangkap sedikitnya 13 tersangka di Istanbul dan Izmir, Kamis (30/6).
Salah satu gambar yang diterbitkan media Turki memperlihatkan ketiga tersangka pelaku sedang berjalan bersama di bandara sebelum melakukan serangan, dengan mengenakan jaket berwarna gelap dan membawa koper.

Dua orang menggunakan topi dan salah seorang tampak tersenyum.
Seorang pejabat Turki yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa asal penyerang dari luar negeri, setelah beredarnya berita di media-media Turki.
Ada media yang menyebutkan salah seorang pria tersebut bernama Osman Vadinov, yang menyeberang ke Turki dari Raqqa, yang dikuasai ISIS di Suriah, pada tahun 2015.
Laporan-laporan yang menyebut bahwa dia orang Chechnya sudah dibantah sebuah sumber polisi di Kaukasus Utara, seperti dilaporkan kantor berita Rusia, Interfax.

ISIS diyakini sudah lama merekrut anggotanya dari kawasan wilayah-wilayah bekas Uni Soviet yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, bulan Oktober lalu memperkirakan jumlah yang direkrut sekitar 5.000 hingga 7.00 orang.(BBC/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Turki
 
  Mengapa Kemenangan Erdogan Penting Bagi Negara-negara Barat?
  Hagia Sophia: Salat Jumat Pertama Setelah 86 Tahun, 'Allahu Akbar, Terharu dan Merinding', Antusiasme Masyarakat Beribadah
  Perang Saudara di Suriah: Turki Kutuk Serangan Udara oleh Suriah terhadap Konvoinya
  Turki Tetap Datangkan Sistem Rudal S-400 Buatan Rusia Walau Ditentang AS
  Lira, Mata Uang Turki Terjun Bebas, Erdogan Sebut 'Ini Ulah Amerika Serikat dan Barat'
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2