Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Islam
Turki Cabut Larangan Jilbab untuk Polisi Wanita
2016-08-28 13:33:29
 

Ilustrasi. polisi wanita Turki.(Foto: Istimewa)
 
TURKI, Berita HUKUM - Para petugas Polisi perempuan Turki kini akan dapat mengenakan jilbab di balik topi atau baret mereka, asalkan coraknya polos dan warnanya sama dengan seragam polisi.

Larangan jllbab di kampus-kampus dan lembaga-lembaga negara - kecuali untuk peradilan, militer dan polisi sebelum ini - juga telah dicabut dalam beberapa tahun terakhir.

Selama bertahun-tahun, jilbab menjadi kontroversi di Turki. Kaum sekularis menganggapnya sebagai simbol konservatisme agama.
Sejak tahun 1920-an, Turki menetapkan konstitusi sekuler yang menetapkan tidak ada agama resmi negara.

Selama ini oposisi menuduh Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) berakar Islam yang dipimpinnya mencoba untuk mengubah dasar sekularisme Turki.

Sejak tahun 1920-an, Turki menetapkan konstitusi sekuler yang menetapkan tidak ada agama resmi negara.

Selama ini oposisi menuduh Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) berakar Islam yang dipimpinnya mencoba untuk mengubah dasar sekularisme Turki.

Presiden Erdogan telah lama mengkampanyekan hak rakyat Turki untuk mengekspresikan keyakinan agama mereka secara terbuka, tapi dia menyatakan berkomitmen pada sekularisme.

Pada tahun 2010, universitas-universitas di negara itu mencabut larangan penggunaan jilbab.

Tiga tahun kemudian, perempuan diizinkan untuk memakai jilbab di lembaga-lembaga negara - dengan pengecualian peradilan, militer dan polisi.

Tahun itu, empat anggota parlemen mengenakan jilbab di parlemen.

Media pro-pemerintah, bagaimanapun, berpendapat bahwa sejumlah negara Barat telah memungkinkan polwan untuk mengenakan jilbab.

Awal bulan ini, Polisi Skotlandia disetujui jilbab menjadi bagian dari seragam resmi dalam upaya untuk menciptakan kekuatan yang lebih beragam. Pemerintah Kanada juga mengumumkan pekan ini bahwa Royal Canadian Mounted Police memberikan izin kepada petugas perempuan untuk mengenakan jilbab sebagai bagian dari seragam mereka.

Untuk merekrut lebih banyak perempuan Muslim, Peningkatan jumlah negara-negara Barat yang mengizinkan wanita Muslim mengenakan jilbab, juga disebut sebagai hijab, termasuk Skotlandia, Inggris, Australia dan Kanada.(jokpeme/BBC/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Islam
 
  Sejarah Kuil Rama di Ayodhya Dibangun Setelah Umat Hindu Merobohkan Masjid Berusia 500 Tahun
  Forum Umat Islam Bersatu Laporkan Zulkifli Hasan ke Bareskrim Polri
  Pembakaran Al Quran di Swedia, Legislator Ingatkan: Ini Bisa Melukai Hati Umat Islam Sedunia
  LDII Sebut Muhammadiyah Kakak Tertua
  Haedar : Amaliyah Islam Membawa Kemajuan dan Melahirkan Madinah Al Munawaroh
 
ads1

  Berita Utama
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

 

ads2

  Berita Terkini
 
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2