JAKARTA, Berita HUKUM - Gonjang ganjing prahara Partai Demokrat memasuki babak baru, dimana sesaat menjelang Rapimnas Partai Demokrat di Hotel Sahid, Minggu (17/2), dalam surat undangan Rapimnas yang hanya ditandatangani oleh sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat Jero Wacik, dan Sekjen Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono, tampa tanda tangan Anas Urbaningrum.
Menanggapi hal ini, Ulil Abshar Abdallah; Ketua Pusat Pengembangan Partai Demokrat menyebutkan bahwa, "menonaktifkan mas Anas perlu agar dapat berkonsentrasi terhadap proses hukum yang sedang dihadapinya. Dan ini sesuai poin ke 6 instruksi Dewan Pembina kami Pak SBY," ujar Ulil, Jumat (15/2).
Ditambahkannya, perlu bagi kami memilih figur baru di Demokrat, dan bila nanti mas Anas terbukti bersih melalui proses hukum, maka tugas kita memperbaiki citra mas Anas.
"Dalam keadaan darurat anda dibolehkan makan babi, boleh kalau darurat. Bagi kami penting nahkoda baru di internal kami, dan kami bicarakan agar muncul satu keputusan membawa figur baru," kata Ulil Abshar Abdallah.
Alhamdulillah sekali yang kami pandang penting dalam partai memastikan secara simbolis, bahwa mereka semua pengurus meneken pakta integritas.
Dan di Demokrat itu hanya ada 1 kubu, yaitu kubu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan semua pengurus sudah menekennya.
"Sudah Bai'at untuk loyal pada SBY, karena tidak mungkin berkhianat," tambahnya.
"Agar mengembalikan kepercayaan masyarakat pada Demokrat saat ini benar-benar telah berubah. Serta meminta seluruh DPD dan DPC kompak bersama-sama membangun kembali Partai yang kami cintai ini," pungkasnya.(bhc/put) |