JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Entah apa yang ada dipikiran puluhan siswa SMK di Jakarta Barat. Pasalnya, usai mengikuti Ujian Nasional (Unas) 35 siswa yang terdiri dari SMK Tri Arga, Kebon Jeruk dan SMK Cengkareng I ini. Membajak bus Mayasari P 55 jurusan UKI–Grogol.
Beruntung, jajaran Lantas Polres Kali Deres, Jakarta Barat. Mengamati anak sekolah tersebut mulai dari Cengkareng. Karena mereka baru saja tawuran dengan warga di wilayah Sumur Bor, Cengkareng.
"Oleh petugas bus tersebut disuruh putar balik dekat pos lantas, kemudian petugas memberitahu supaya bus tersebut diamankan dan digiring ke Pos Lantas Daan Mogot dan para siswa digeledah untuk diperiksa," ujar Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Jakarta Barat, AKBP Sularno saat ditemui wartawan di kantornya, Jakarta, Rabu kemarin (18/4).
Hasil dari pemeriksaan tersebut, polisi menemukan beragam senjata tajam seperti gergaji, parang, klewang, celurit, gear motor dan samurai dari tangan pelajar tersebut. “Petugas sudah mengamankan barang bukti senjata tajam, berupa klewang, Parang, clurit sebanyak 13 buah dan gear motor 3 buah,” tambah Sularno.
Menurut keterangan sopir bus, Muara Pulungan (44) sejumlah siswa berseragam putih abu–abu tersebut menghentikan busnya di depan Daan Mogot Mall, Kali Deres. Lantaran diancam dengan senjata tajam, pria yang tercatat tinggal di Jalan Suci, Susukan Ciracas, Jakarta Timur menghentikan bus tersebut. “Mereka memaksa menghentikan bus tersebut,” katanya.
Setelah masuk ke dalam bus, mereka memaksa sopir bus tersebut untuk tidak berhenti. Para siswa tersebut meminta sopir tidak menaikkan penumpang dan mengarahkan bus ke tujuan yang dimaksud.
Namun, tidak jauh dari halte Sumur Bor Daan Mogot aksi mereka dipergoki petugas Unit Lantas Polsek, Kali Deres, yang melintas di dekat bus mereka.
Dipulangkan Ke Orangtua
Saat ini, 35 siswa tersebut tidak ditahan pihak berwajib. Menurut Kapolsek Kalideres, Kompol Eriyanto pihaknya memanggil Orangtua siswa dan diminta untuk membuat pernyataan tidak mengulangi perbuatannya. "Mereka tidak ditahan, tadi malam orangtua mereka sudah dipanggil ke Polsek," ungkapnya.
Eriyanto menjelaskan, atas dasar kemanusian jajarannya tidak melakukan penahan. "Mereka ini masih anak-anak sekolah," jelasnya. (dbs/rob)
|