JAKARTA, Berita HUKUM - Calon Presiden (Capres) Joko Widodo atau Jokowi mempunyai ambisi dan sifat rakus akan kekuasaan. Setelah satu bulan dilantik jadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sudah punya ambisi penjadi Presiden Indonesia.
"Sejak Desember 2012 atau hanya satu bulan setelah dilantik jadi Gubernur DKI, otaknya sudah nafsu mau jadi Presiden," tulis wartawati senior Nanik S Deyang di akun
Facebook-nya.
Nanik yang kenal dekat dengan Jokowi mengatakan, untuk mewujudkan ambisinya itu, mantan Wali Kota Solo ini merancang proyek monumental yang nantinya dikenang masyarakat, padahal ia tahu kerjaannya itu ala kadarnya.
"Monorel dipaksakan supaya dalam setahun pemerintahan proyek itu ada dan lihatlah sekarang mangkrak karena ketidakmampuan investor yang ditunjuk. Lihat itu proyek Market Night, beritanya sampai mana-mana sampai ada satu media besar yang mengulas satu halaman apa hasilnya hanya berlangsung beberapa malam saja," ungkap Nanik.
Nanik melanjutkan, proyek MRT rencana menghabiskan anggaran puluhan triliun rupiah yang dibiayai dengan hutang tersebut akan sama dengan Monorel, mangkrak. Karena dia tahu dari awal bahwa proyek MRT itu tidak layak dibangun, tapi sekali lagi Jokowi mengejar proyek ini agar dalam setahun pemerintahan dia terlihat punya prestasi.
"Mau dengar apa yang dia katakan soal MRT oleh Jokowi, "sudahlah yang penting saya dukir-dukir tanahnya, yang penting kelihatan pembangunannya dimulai" (pembicaraan ada saksinya, jadi bukan fitnah, dan saksinya ada di wall saya)," paparnya.
Kata Nanik, masih soal ambisi pada Maret 2013, Jokowi sudah menunjukkan ke dirinya, satu hasil survei yang dibawanya ke ruangannya. "Dan seminggu berikutnya sudah tiga hasil survei di antar stafnya ke kantor saya. Dia mengatakan, "Mbak gila ini, popularitas saya sudah melebihi SBY. SBY hanya sekitar 64 persen saya sudah 80 persen," jelas Nanik, seperti yang diilansir petikan.com.
Menurut Nanik, salah satu hasil survei internal yang disewa Jokowi bahkan dirinya pernah menyerahkan hasilnya ke Dahlan Iskan. "Jadi kalau menganggap apa yang saya omongkan ini fitnah, silahkan tanya sama Dahlan Iskan, dia pernah gak saya kasih hasil surveinya Jokowi, pada tahun lalu. Seminggu lalu saya tanya ke Dahlan, dia janjikan mau cari," paparnya.
Lanjut Nanik, waktu Jokowi tidak mikir saat ditanya soal capres, dia sudah menyiapkan semua. "Bahkan waktu Lebaran hari kedua, dia telpun saya, bahwa saat malam Lebaran sudah ditegur Bu Mega karena ketahuan diam-diam sudah membentuk tim Sukses. Nah, betulkah saya ditelpon Jokowi, kalau Anda mengenal Jokowi, ada ajudannya namanya Ivan, dialah yg menyambungkan ke saya," papar Nanik.
Sementara, pada update media sosial facebook Nanik S Deyang pada Jumat (30/5) mengatakan, MARI KITA SEMUA BERFIKIR CERDAS. Jokowi menjamin akan menyelesaikan Lapindo . Dari mana duitnya? Dari APBN ! Kalau begitu apa hebatnya dia dari SBY atau dari Ical sebagai pemilik proyek.
Selama ini duit ganti rugi berasal dari Ical (sudah Rp 9 Triliun) dan dari APBN. Dari APBN dikeluarkan secara bertahap kalau tidak salah sudah 8 Triliun, tapi totalnya nanti akan 22 T , dan ini sudah keputusan yg disahkan DPR.
Pertanyaannya, dimana letak kehebatan Jokowi terhadap kasus lumpur Lapindo? Apakah dengan mengatakan akan mempercepat itu dia menjadi hebat? Bukankah itu memang sudah menjadi jadwal pemerintahan SBY?
Marilah kita berfikir cerdas dan realistis, tidak ada istimewa dari apa yg diucapkan Jokowi , kecuali sebagai hiburan sesaat untuk raktyat korban Lapindo.
Salah satu yg hebat mungkin karena dia datang kemarin di tempat Lumpur Lapindo...eh tapi kan SBY juga sering datang ke tempat itu. Jadi berhentilah bicara dengan janji-janji hiroik "saya jamin"....dulu waktu kampanye di DKI Anda juga sering bicara "saya jamin", mana jaminan itu?
Lihatlah apakah warga Lemah Abang (Tanah Merah) -Priuk yg jumlahnya hampi 1000 KK itu hingga hari ini pegang KTP? Dulu anda bilang juga "saya jamin"....kasihan lho mereka 20 tahun lebih di Jakarta, suaranya hanya diambil saat Pilgub atau Pilpres, tapi mereka tidak diberi identitas, sehingga anak-anak mereka tdk punya KTP, dan anak-anaknya tdk punya identitas (akte kelahiran, Ktp dll), akibatnya mereka tetap jadi pengangguran , paling banter ngamen dan jadi preman, karena mau kerja tdk punya identitas, mau sekolah juga tdk punya identitas.
Saya sih gak yang muluk2...yg sepele aja....kalau memang alasannya yg mereka tempati merupakan tanah negara, sudahlah kasih aja..kan sudah 20 tahun mereka tinggal seperti tikus di situ...masak Anda gak kasihan.....dulu juga waktu ke sana anda bilang , bukan hanya KTP yg mau dikasih , tapi akan dibangun rumah susun di situ....Oh ya untung ada Aryo (ponakan Prabowo), dia sempat membantu anak-anak di situ sebagian punya identitas dengan menembak atau membeli ke aparat Anda.(fb/nsd/petikan/bhc/sya)