JAKARTA, Berita HUKUM - Lebih dari sekedar menjaga keamanan dan keselamatan laut, Badan Keamanan Laut (Bakamla) R.I dengan spektrum tugasnya, yakni melakukan keselamatan di wilayah perairan Indonesia terus berupaya mewujudkan keselamatan masyarakat di sekitar perairan laut, baik nelayan maupun anak-anak sekolah yang melalui laut.
"Kita peduli terhadap keselamatan para nelayan sebagai pengguna laut termasuk anak-anak sekolah," kata M. Irawadi, Kepala Sub Direktorat Pengembangan Potensi Bakamla R.I saat di jumpai rekan-rekan media di Kantor Bakamla Pusat, Jakarta, Kamis, (3/3).
Oleh karena itu, lanjut Irawadi, kami berupaya berkontribusi untuk menjaga dan mengutamakan keselamatan nyawa anak-anak sekolah tersebut. Dan ini merupakan bagian dari tanggung jawab kami (Bakamla R.I) untuk menjaga keselamatan anak-anak sekolah yang pergi dan pulangnya melalui laut.
Berdasarkan pengamatan Bakamla, anak-anak sekolah yang melalui laut tidak atau belum intensif menjadi perhatian masyarakat, dimana anak-anak sekolah yang pergi dan pulang sekolah melalui jembatan kawat (meniti kawat) sangat membahayakan nyawanya, bahkan berbahaya saat menyeberang sungai, dan sesungguhnya anak-anak sekolah yang pergi dan pulangnya melalui laut tidak kalah bahayanya, bayangkan saat mereka pergi sekolah, lautnya masih tenang, namun saat anak-anak pulang sekolah, situasi berubah dan angin bertiup kencang serta gelombang di laut sudah tinggi, sehingga kondisi dan situasi ini sangat membahayakan bagi mereka, terlebih lagi situasi di laut berbeda dengan di darat, dimana jauh dari perhatian masyarakat, ungkap Irawadi saat ditanya rekan media terkait seberapa pentingnya keselamatan dan keamanan para nelayan dan anak-anak sekolah yang hidup di wilayah pesisir Indonesia.
Langkah dan bentuk kepedulian Bakamla R.I ini sejalan dan seiring dengan tujuan lembaga United Nations Children's Fund (Unicef) yang merupakan salah satu organisasi di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), yang membantu membangun sebuah dunia yang menghargai hak-hak anak untuk menanggulangi kemiskinan, kekerasan, wabah penyakit, diskriminasi, dan yang terkait dengan permasalahan anak.
Berkaitan dengan hal tersebut, dan bagian dari upaya Bakamla R.I untuk memberikan keselamatan bagi masyarakat, termasuk anak-anak sekolah di sekitar wilayah pesisir, sehingga Bakamla perlu untuk mendistribusikan kembali Life Jacket bagi mereka.
"Masih ada beberapa nelayan dan keluarganya serta anak-anak sekolah yang belum mendapatkan jacket keselamatan ini, karena kami saat ini sedang dalam inventarisir di wilayah pesisir Indonesia," ujar Irawadi.
Sampai dengan akhir tahun 2015, Bakamla R.I telah mendistribusikan life jacket sebanyak 68.500 buah dan baru pada 18 propinsi dari 34 propinsi yang menjadi target, itu juga masih terbatas pada nelayan tradisional belum kepada anak-anak sekolah.
"Distribusi life jacket yang sudah kami lakukan selama ini juga masih terbatas dilakukan oleh personel Bakamla bersama stakeholder di daerah, seperti lewat muspida," ujarnya.
Diharapkan kedepannya, Bakamla dapat bekerjasama dengan lembaga lainnya, dengan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) yang rencana pelaksanaanya akan dilakukan pada saat pelaksanaan Jambore Poros Maritim se-Indonesia yang akan dilaksanakan pada tanggal 25 April 2016 mendatang di Kabupaten Bangka Propinsi Bangka Belitung, ujar Irawadi mengakhiri bincang-bincang dengan rekan-rekan media.(bh/yun) |