JAKARTA, Berita HUKUM - Kegiatan budaya di Indonesia yang dibangun secara gotong-royong diharapkan memiliki pola hubungan yang baik dan sejalan berdasarkan 'Platform Indonesiana'.
Hal itu sebagai pemenuhan kebutuhan dan implementasi dari pemberlakuan UU No. 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid mengungkapkan, guna meningkatkan fokus jangkauan dan kualitas pelaksanaan festival budaya maka diadakan berbagai festival budaya di daerah.
Meski begitu,lanjut dia, festival budaya berpotensi menjadi ajang untuk menguatkan karakter budaya bangsa. Festival juga dapat menjadi wahana untuk menumbuh-kembangkan identitas budaya yang memperlihatkan bukan hanya keunikan melainkan juga ketersambungan daerah.
Sementara itu, Tim Ahli Platform Indonesiana, Dede Pramayoza mengatakan bahwa pihaknya telah mendorong masyarakat untuk melakukan kegiatan seni budaya berkemajuan, berkembang, dan ketersambungan, sesuai dengan lima pilar, yaitu Gotong Royong, Partisipatif, Ketersambungan, Keragaman, dan Penguatan Lokal.
"Indonesiana diharapkan menjadi ruang yang menciptakan pola hubungan antar berbagai pihak yang berkepentingan (penyelenggara festival budaya). Supaya lebih mesra agar Indonesia lebih bahagia," kata Dede, dalam acara Timbang Pandang Perjalanan Platform Indonesiana, di The Sultan Hotel, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (5/12).
Untuk diketahui, Indonesiana saat ini diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan prinsip semangat gotong royong serta semua pihak yang memiliki kepedulian dan kepentingan atas pemajuan kebudayaan di Indonesia juga turut dilibatkan.(bh/mos) |