SAMARINDA, Berita HUKUM - Menurut Suku Dayak Benuaq salah satu suku yang mendiami pedalaman Kalimantan Timur (Kaltim), tetapnya di wilayah Kabupaten Kutai yang saat ini menjadi kabupaten Kutai Barat, bahwa pada mulanya bumi dimana kita tinggal belum ada, saat itu yang ada hanyalah zat inti yang disebut tanah kuasa. Pada zat inti tersebut tumbuh sebuah batu yang bernama "Batuq diikng dingkikng leputukng rangkaakng bulaw saikng puncak ewaat, dengan gelar "Saikng batuq amas," cerita mantan Gubernur Kaltim Yurnalis Ngayoh, yang menurutnya bersumber dari berbagai pemangku adat dalam Etnis Benuaq.
Mantan Gubernur Kaltim juga menuturkan bahwa, batu tersebut berpuncak ada dua, yaitu yang pertama, Batuq Rangkaakng Bulaw, yang didiami seorang Dewi yang bernama Lolaakng Kindraakng dan yang kedua bernama Batuq Diikng Dingkikng, dan didiami seorang dewa yang bernama Imaang Mangkalayaakng, ujar Ngayoh.
Kedua Dewa dan Dewi tersebut kawin dan melahirkan 8 orang putera dan puteri : Seniang Tautn (Dewa pemelihara tahun/ dewa kehidupan), Seniang Ollo (Dewa Matahari), Seniang Bulaatn (Dewi Bulan), Seniuang Bintakng (Dewi Bintang), Sening Dahutn (Dewa Langit), Seniang Kinya (Dewa Bumi), Seniang Osaaq (Dewa Hujan) dan Seniang Dolak (dewa Angin), tutur Yurnalis Ngayoh.
Dari ke delapan Dewa dan Dewi tersebut beranak pinak, sehingga penghuni batu tersebut bertambah dan berkembang sehingga penuh sesak, keadaan tersebut menyebabkan kesulitan dan kesengsaraan, ratap tangis penderitaan dan kesengsaraan para keturunan yang dilukiskan dalam syair, yang dikenang dan dilantunkan masyarakat Benuaq hingga saat ini.
"Nangih nyerinu aweq langit,.....Nangih nyerinon aweq tanah,....Takut lotu batuq diikng dingking,.....Loputukng rangkaakng bulaw...."
Yang Artinya: "Meratap sedih merinduhkan langit,.... meratap sedih merinduhkan tanah,.... Takut jatuh dari Batu Diikng Dingkikng,..... Jantung batu Tangkaakng Bulaw.," ucapnya.
Ngayo juga memaparkan bahwa, "ratap tangis para turunan Dewa dan Dewi tersebut ditanggapi penguasa seru sekalian alam, yaitu "Lahtala" yang bergelar Prajadi Bantikng Langit Sewiang Pengitah, yang berdiam di langit sulaw dasa (langit lapis tingkat ketujuh), maka diperintahkannya Ayus Junyukng untuk turun ketanah kuasa membawa para dewa dan dewi yang ahli dalam berbagai bidang, dengan tujuan membuat langit dan tanah agar penderitaan para turunan dewa dan dewi di tana kuasa dapat teratasi," jelas Ngayoh.
Ahli bahan untuk membuat langit disebut Ketigur Murutn Langit, Ahli bahan untuk membuat tanah dan bumi disebut Ketimer Tempa Tanah, Ahli dalam membuat langit disebut Sengkreaakng Tempa Langit, Ahli dalam membuat Bumi dan Tanah disebut Sengreaakng Tempa Tanah, Ahli dalam memanfaatkan Tukul besar disebut Dahur Panukur, ahli dalam memanfaatkan Tukul kecil disebut Damukng Penelisuuq, ahli dalam mengatur letak bahan-bahan terhadap api disebut Angkaakng Penyepit, ahli dalam mengatur besar kecilnya api disebut Nalaw Pemosus, ahli arang disebut Araakng Jaro Tauq Bayaaq, ahli dalam landasan untuk tempat menempah bahan langit dan bumi disebut Besusaatn Tauq Kesok dan ahli landasan untuk menghaluskan bahan-bahan yang ditempat disebut Penan Tauq Kesok, urai Ngayoh.
Yurnalis Ngayoh yang mantan Gubernur Kaltim ini juga mengatakan bahwa, orang Dayak Benuaq percaya bahwa, membuat langit dan bumi dengan tehnik menempah bahan tanah dan langit, dimana bahan tanah diambil dari tanah kuasa sebesar cincin dan bahan langit diambil dari langit Sulaw dasa Seluas Nyiru, kedua bahan tersebut dicampur dan ditempah, sambil melantunkan syair :
"Topaq beraakng-beraakng..... Mengkeaakng beraakng torukng...... Aman tana solai sulaw.... Maka langit solao pisatn.... Tana dianaan erai kuriw..... Maka langit dianaan erai olo....." Artinya : "Betapa ramainya suara dan sibuknya kerja sepanjang hari..... Bahan tanah diambil sebesar cincin...... Bahan langit diambil seluas nyiru..... Kalau tanah dijalani sepanjang pagi..... Maka langit dijelajahi sepanjang hari.....,"
Setelah bekerja delapan hari delapan malam, "maka terjadilah langit dan bumi. Untuk menjaga langit dan bumi maka, Lahtala Prajadi Bantikng Langit Seniang Pengitah menciptakan lagi beberapa roh yang disebut Nayuq. Yang pertama Nayuq Joot Balot Kawit yang bertugas menjaga ufuk barat, yang kedua Nayuq Joot Balootn Bulaw yang bertugas menjaga ufuk timur, Nayuq Papuaatn Ontekng Senseloi Matukn Tana yang bertugas menjaga bumi dan Nayuq Joot Malikng Guntikng yang bertugas menjaga langit," pungkas Ngayoh. Bersambung ke Penciptaan Manusia Pertama di muka bumi.(bhc/gaj) |