AUSTRALIA, Berita HUKUM - Produsen raket Head mempertanyakan keputusan untuk melarang penggunaan meldonium, seiring dengan pernyataan dukungan terhadap Maria Sharapova. Sharapova dites positif memiliki kandungan obat yang dilarang oleh Badan Anti-Doping Dunia, Wada, per 1 Januari lalu.
Head meminta Wada secara ilmiah membuktikan alasan obat tersebut dilarang.
Perusahaan itu percaya bahwa meldonium seharusnya tak dilarang tapi diberi batasan dosis.
Maria Sharapova dinilai ceroboh karena dinyatakan positif mengonsumsi obat yang dilarang oleh Badan Antidoping Dunia atau WADA. Sharapova mengonsumsi meldonium, obat yang dilarang WADA sejak 1 Januari 2016.
Mantan Ketua WADA, Dick Pound, menyatakan Sharapova punya cukup waktu untuk mengetahui perubahan aturan tentang obat-obatan yang dilarang oleh WADA.
Meldonium, yang dikonsumsi Sharapova sejak 2006 untuk alasan kesehatan, mulai dikategorikan sebagai obat terlarang bagi atlet pada 1 Januari 2016.
"Tindakan Sharapova sangat ceroboh, karena pemberitahuan adanya perubahan aturan mengenai daftar obat-obatan, sudah disebarkan sejak 30 September lalu.
"Masih ada waktu mulai bulan Oktober, November, dan Desember, sampai peraturan terbaru mengenai obat-obatan yang dilarang akhirnya ditetapkan secara resmi pada Januari 2016. Semua pemain tenis mendapat pemberitahuan ini, mereka juga memiliki tim medis," kata Pound kepada BBC Sport.
Meldonium resmi dilarang dalam dunia olah raga, karena dapat mempercepat pergerakan oksigen dalam darah. Seorang atlet yang mengonsumsi meldonium akan memiliki stamina dan daya tahan yang lebih baik.
Perusahaan farmasi asal Latvia pembuat meldonium, Grindeks, menyatakan meldonium biasanya digunakan beberapa minggu saja.
Sharapova sudah mengonsumsi meldonium selama 10 tahun terakhir, atau sejak tahun 2006 lalu.
"Tergantung kondisi kesehatan pasien, penggunaan meldonium bisa beragam mulai dari 4 hingga 6 minggu. Pengobatan dengan meldonium, bisa diulang dua hingga tiga kali dalam setahun. Pasien hanya boleh mengonsumsi meldonium untuk jangka waktu yang lama, atas saran dan pantauan dokter."
Sementara, Raksasa peralatan olahraga Nike membekukan kerja sama dengan bintang tenis Maria Sharapova, setelah pemain Rusia ini positif memakai obat perangsang yang dilarang.
"Kami sedih dan terpukul dengan berita tentang Sharapova. Kami memutuskan untuk membekukan kerja sama kami dengannya, sementara ia menjalani penyelidikan," demikian pernyataan Nike.
Sharapova mengakui pada hari Senin (7/3) lalu bahwa dirinya dinyatakan positif menggunakan doping jenis meldonium di turnamen Australia Terbuka, Januari lalu.
Petenis berusia 28 tahun ini mengatakan bahwa ia sudah sejak lama mengkonsumsi meldonium, tapi meldonium sejak awal tahun ini oleh badan antidoping dunia, WADA, diklasifikasikan sebagai obat perangsang karena 'ada bukti para atlet memakainya untuk meningkatkan performa di lapangan'.
Sharapova mengatakan ia tidak tahu bahwa meldonium adalah bahan terlarang, meski demikian ia bertanggung jawab atas tindakannya tersebut.
Federasi Tenis Internasional, ITF, mengatakan hasil uji doping disampaikan kepada Sharapova pada 2 Maret dan Sharapova akan menjalani skors terhitung mulai 12 Maret.
Jika ITF menjatuhkan sanksi permanen berupa larangan bertanding selama dua tahun, maka vonis ini pada praktiknya akan mengakhiri karier Sharapova, kata mantan petenis putri Inggris, Annabel Croft.
"Persaingan di tenis sangat dinamis dan ketat dan akan sangat sulit bagi Sharapova untuk kembali ke kondisi puncak setelah absen selama dua tahun," kata Croft.
Januari lalu, Sharapova dinyatakan positif menggunakan obat terlarang saat bertanding di Australian Open.
Juara lima kali Grand Slam ini akan diskors per 12 Maret dan bisa menghadapi larangan bertanding selama empat tahun.
Dia sudah kehilangan dukungan sponsor utama, namun Head -yang berencana memperpanjang kontraknya dengan Sharapova- mengatakan dia membuat 'kesalahan yang tak disadari.'
Namun petenis Inggris Andy Murray -yang juga disponsori oleh Head- berpendapat bahwa produsen tersebut mengambil 'posisi yang aneh'.
Pernyataan dari Head mengatakan, "Kami mempertanyakan keputusan Wada untuk memasukkan meldonium dalam daftar zat terlarang; kami percaya bahwa langkah yang tepat adalah untuk menerapkan batasan dosis. Dalam situasi ini, kami mendorong Wada untuk melakukan studi ilmiah yang membenarkan klaim mereka bahwa meldonium harus dilarang."
Meldonium, atau juga dikenal sebagai mildronate, dikembangkan untuk mengobati diabetes dan berbagai penyakit terkait jantung lainnya. Sharapova sudah mengonsumsi obat itu sejak 2006, setelah serangkaian flu, dan berbagai hasil pemeriksaan jantung yang tak normal maupun an beberapa indikator diabetes.
Pembuat meldonium Ivars Calvins mengatakan pada BBC Radio 5 bahwa atlet bisa meninggal jika tak mendapat akses ke obat tersebut.(BBC/bh/sya)
|