JAKARTA, Berita HUKUM - Bakal calon Gubernur (Bacagub) DKI Jakarta, Prof Dr Yusril Ihza Mahendra menggelar acara Buka Puasa bersama dan shalat Tarawih berjamaah di kediamannya, di Executive Golf Mansion Kav. 11-12, Cilandak, Jakarta Selatan, pada Minggu malam (12/6), turut hadir kalangan Politisi dan aktivis buruh pada acara tersebut.
Berdasarkan pantauan pewarta BeritaHUKUM.com, mereka yang hadir di antaranya, mantan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, Ketua Umum DPD Partai Demokrat DKI Jakarta Nachrowi Ramli, Presiden PKS Sohibul Iman, Ketua Panjaringan Bakal Calon Gubernur DKI dari partai Gerindra, Syarif serta pengurus teras DPP Partai Bulan Bintang. Sedang ada juga, dari kalangan Organisasi Buruh yang hadir adalah Serikat Buruh Sejahtera Indonesia 1992 (SBSI 92) Sunarti, Ketua Umum Federasi Buruh Indonesia (FBI) M. Hasan Bashori, Sekretaris Jenderal Serikat Tenaga Kerja Makmur Indonesia (STEKMI) M. Saleh Rumata.
Prof Yusril berharap, acara silaturahmi tersebut mendapatkan berkah dari Allah SWT, karena bulan suci Ramadhan merupakan bulan penuh barokah, ujarnya menyampaikan saat memberikan kata sambutan pada para tamu dan undangan.
"Mudah mudah pertemuan ini mendapatkan Ridho dari Allah Swt," ucap Yusril.
Pada kesempatan itu, Syarif selaku Ketua Penjaringan Bakal Calon Gubernur DKI dari perwakilan partai Gerindra mengatakan, kita diundang hari ini untuk Bukber, silaturahim, yang gini-gini kita saling membutuhkan bertukar informasi. Kalau tanya penjaringan kita, pak Yusril masih ada dalam nominasi 3 nama itu.
"Sudah pada 31 Mei lalu diserahkan ke ketua Pembina, langkah yang akan diambil belum tau, dan sudah kita berikan 3 nama berikut lampiran, rekomendasi, berikut pertimbangn masing-masing calon dan telah ada rencana penggalangan kekuatan oleh beberapa parpol mengusung Yusril Ihza Mahendra di Pilgub DKI Jakarta 2017 guna mengimbangi calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dari jalur independent," ujarnya.
Syarif menambahkan bahwa sejauh ini semua partai (rencananya akan ikut koalisi), kecuali Nasdem dan Hanura. "Kalau Golkar masih setengah-setengah, tapi saya dengar dari Bang Oding (Sekretaris DPD Partai Golkar DKI Jakarta, Zainuddin), bilang tidak akan dukung Ahok. Saya bukan bicara DPP-nya, tapi DPD. Pak Oding sering mengatakan,
DPD Golkar tidak mau dukung Ahok, tapi kalo terus dipaksakan (oleh DPP), yaa silakan publik menilai sendiri," ungkap syarif.
"Kasian mesin partai Golkar, sudah solid. Kalau Nasdem sama Hanura khan memang dari awal mengambil langkah cepat dukung ahok. Pak Oding sudah berkali-kali bilang tak akan dukung calon independen," jelas Syarif.
Seperti diketahui, bahwa DPD Partai Gerindra tidak mau dukung Ahok lagi, yang menurut pernyataan Syarif, bahwa hanya cuma mau taubatan nasuha. "Ngga tau kalo partai lain alasannya apa. Yang jelas ingin cari yang lebih baik lagi. Ahok itu sudah baik, tapi banyak yang lebih baik dari dia," pungkasnya.(bh/mnd) |