Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Selebriti    
Perempuan
Sulli: Perempuan yang Berani Memberontak terhadap Dunia K-pop
2019-10-20 06:21:12
 

Sulli, yang bernama asli Choi Jin-ri, memasuki dunia hiburan Korsel pada 2005 saat masih berusia 11 tahun.(Foto: GETTY IMAGES)
 
KOREA SELATA, Berita HUKUM - Dalam industri musik K-pop yang mendorong para penyanyinya untuk bungkam di luar panggung, Sulli adalah seorang pemberontak.

Aktris tersebut mulai meroket namanya sebagai anggota girl band f(x). Namun, belakangan namanya dikenal sebagai perempuan yang vokal dalam hal kesehatan jiwa, perundungan siber, hak-hak perempuan- topik-topik yang masih sensitif dalam masyarakat konservatif seperti Korea Selatan.

Sulli tutup usia di rumahnya, pada Senin (14/10) lalu.

Perempuan berumur 25 tahun itu dikenang oleh para fansnya sebagai seseorang yang selalu memastikan bahwa suaranya didengar.

Sebagaimana dijelaskan seorang kritikus musik: "Dia tertawa ketika ingin tertawa dan menangis ketika ingin menangis. Dia bicara blak-blakan. Dia tidak klop dengan cetakan (yang dibuat industri K-pop)."

Dari magang menjadi bintang pop

Sulli, yang bernama asli Choi Jin-ri, memasuki dunia hiburan Korsel pada 2005 saat masih berusia 11 tahun.

Dia mengikuti audisi SM Entertainment, salah satu perusahaan hiburan terbesar Korsel. Mereka menerimanya sebagai artis magang-posisi yang diidamkan banyak orang.

Pada 2009, dia menjalani debutnya sebagai anggota kelompok penyanyi perempuan f(x). Album perdana grup beranggotakan lima orang itu, yang berjudul ???? atau Pinokio, memuncaki tangga lagu Korsel dan mereka menjadi girl band K-pop terbesar.

"f(x) boleh jadi merupakan salah satu grup yang musiknya paling inovatif dalam sejarah K-pop," kata penulis musik K-pop, Joshua Calixto.

"Kelompok itu dikenal dengan musiknya yang menjangkau beragam genre. Tidak terbantahkan musiknya asyik dan pada saat bersamaan ada elemen-elemen tak terduga yang mengubah pakem," jelasnya.

F(x)Hak atas fotoGETTY IMAGES
Image caption(dari kiri ke kanan) Victoria Song, Amber Liu, Krystal Jung, Sulli, dan Luna merupakan anggota girlband f(x).

Mereka juga menjadi salah satu grup K-pop pertama yang dikenal di dunia internasional setelah tampil di festival South by Southwest (SXSW) di Amerika Serikat pada 2013. Pada masa itu, band-band K-pop lainnya seperti BTS belum begitu terkenal di dunia Barat.

Walau demikian, setahun kemudian Sulli rehat dari industri hiburan. SM Entertainment mengatakan dia "menderita secara fisik dan mental akibat gosip jahat dan tidak benar yang menyebar soal dirinya".

Pada 2015, dia berhenti secara resmi dari f(x) dan memutuskan fokus pada akting.

Selang tiga tahun kemudian, melalui dukungan SM Entertainment, dia kembali ke panggung tarik suara dengan merilis single perdana bertajuk Goblin. Pada lagu itu, dia memainkan karakter yang menyandang gangguan identitas diasosiatif yang sebelumnya dikenal dengan sebutan gangguan multi kepribadian.

Dia juga punya acara bincang-bincang berjudul The Night of Hate Comments, menampilkan selebritas yang curhat mengenai pengalaman mereka soal komentar kebencian dan perundungan siber.

Pergumulan

Yang membuat Sulli berbeda dari bintang K-pop lainnya adalah cara bicaranya yang blak-blakan-sesuatu yang jarang ditemui pada bintang K-pop lantaran sebagian besar menutup rapat-rapat kehidupan pribadi dan pandangan mereka.

Sikap seperti ini justru ditebalkan oleh industri K-pop yang mendorong para idol mempertahankan citra pribadi di panggung dan luar panggung.

"Artis K-pop disebut 'idol' di Korea...(makhluk) yang harus ideal, manusia serta seniman sempurna setiap waktu bahkan dalam kehidupan pribadi mereka," kata penulis kolom soal K-pop, Jeff Benjamin.

SulliHak atas fotoGETTY IMAGES
Image captionIndustri K-pop mendorong para idol mempertahankan citra pribadi di panggung dan luar panggung.

Sulli membangkang dari tuntutan tersebut.

"Bintang perempuan K-pop diharapkan imut, manis, dan pada saat bersamaan bersikap patuh di depan publik. Sulli tidak klop dengan cetakan (yang dibuat industri K-pop). Dia justru secara sengaja menaikkan suaranya dan ingin didengar," kata Yoonha Kim, kritikus K-pop di Korsel.

Sulli kerap berbicara secara gamblang mengenai pergumulannya dengan kesehatan jiwa, perundingan siber, dan bahkan hubungan asmaranya. Padahal, oleh pihak manajemen, para bintang K-pop dilarang melakoni tindakan semacam itu.

Perempuan 25 tahun itu juga berkeras bahwa perempuan harus bebas berpakaian sekehendak mereka. Dia sendiri kerap menerima kritik tajam karena tidak memakai bra di depan publik.

"Saat saya pertama kali mengunggah foto 'tanpa bra' ada banyak perbincangan soal itu. Saya takut dan bisa saja bersembunyi, tapi alasan mengapa saya tidak melakukannya adalah saya ingin mengubah prasangka orang soal itu. Sebagian dari diri saya juga ingin berkata: 'Ini bukan masalah besar'," kata Sulli suatu saat kepada pewawancara.

Person using computer (file photo)Hak atas fotoGETTY IMAGES
Image captionSulli mendapat serangan di dunia maya.

Karena sikapnya, dia mendapat serangan di dunia maya. Banyak dari mereka memandang tindakannya dan cara berpakaiannya pada foto yang diunggah, tergolong "kontroversial".

"Bagi para pengritik Sulli, hal remeh sekalipun seperti menggunggah foto (dirinya) bersama kekasihnya dianggap tindakan kontroversial," kata Calixto.

Akan tetapi, Sulli tidak peduli. Dia tetap bersuara lantang, yakin bahwa para pembencinya tidak punya hak membungkamnya.

"Dia dengan berani bersuara berdasarkan keyakinannya. Para bintang perempuan yang tidak mau berkompromi, gaduh, dan berani ini harus merisikokan seluruh karier mereka untuk menjadi diri sendiri," kata Kim.

Perintis sejati

Sulli ditemukan meninggal dunia di rumahnya pada Senin (14/10). Laporan awal kepolisian menyebutkan tidak ada indikasi pembunuhan.

Teman-teman dekatnya mengatakan mendiang mengalami depresi sebelum tutup usia.

Sejumlah 'idol' kemudian menyuarakan pentingnya dukungan yang lebih baik untuk para bintang di di industri K-pop. Mereka pun mengungkap tekanan yang mereka alami.

Kim Dong Wan, dari boyband Shinhwa, menulis pada akun Instagram-nya bahwa banyak bintang "bertempur di dalam diri mereka sendiri, memperdebatkan berapa banyak kesakitan yang mereka bisa tanggung di dalam hati dan melanjutkan kerja, semua demi manisnya uang dan ketenaran".

Sulli,Hak atas fotoEPA
Image captionSulli digambarkan oleh para penggemarnya sebagai seorang yang vokal membela perlindungan hak-hak perempuan.

Keluarga dan teman-teman Sulli, termasuk mantan rekan-rekannya di f(x), menghadiri pemakamannya pada Kamis (17/10).

Prosesi pemakaman awalnya tertutup untuk media dan fans, namun belakangan SM Entertainment membolehkan fans mengucapkan perpisahan. Ribuan penggemar mendiang juga menyampaikan perpisahan di dunia maya.

"Mari kita kenang Sulli lebih mengenai hal-hal yang dia perjuangkan. Dia adalah satu dari segelintir figur ternama dan vokal Korea yang berbicara secara gamblang soal feminisme, gangguan jiwa, dan sikap positif pada tubuh. Seorang perintis sejati," cuit seorang warganet.

Kim, anggota Shinhwa, mengatakan: "Banyak perempuan Korea (kini) menyuarakan hasrat mereka untuk melawan. Bahkan jika dia tidak bisa mendengarnya lagi, saya harap itu membuatnya tenang."

Reportase oleh Yvette Tan dan Wonsang Kim.(BBC/bh/sya)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Permohonan Praperadilan Tom Lembong Ditolak, Jampidsus Lanjutkan Penyidikan

Polri Bongkar Jaringan Clandestine Lab Narkoba di Bali, Barang Bukti Mencapai Rp 1,5 Triliun

Komisi XIII DPR Bakal Bentuk Panja Pemasyarakatan Usai 7 Tahanan Negara Kasus Narkoba Kabur dari Rutan Salemba

Pakar Hukum: Berdasarkan Aturan MK, Kepala Daerah Dua Periode Tidak Boleh Maju Lagi di Pilkada

 

ads2

  Berita Terkini
 
Permohonan Praperadilan Tom Lembong Ditolak, Jampidsus Lanjutkan Penyidikan

Hari Guru Nasional, Psikiater Mintarsih Ingatkan Pemerintah Agar Segera Sejahterakan Para Guru

Polri Bongkar Jaringan Clandestine Lab Narkoba di Bali, Barang Bukti Mencapai Rp 1,5 Triliun

Judi Haram dan Melanggar UU, PPBR Mendesak MUI Mengeluarkan Fatwa Lawan Judi

Komisi XIII DPR Bakal Bentuk Panja Pemasyarakatan Usai 7 Tahanan Negara Kasus Narkoba Kabur dari Rutan Salemba

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2